Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pencok rumput laut yang telah direbus (Dok. Pribadi/Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times - Penyebab keracunan makanan Pencok dari bahan olahan rumput laut, yang menimpa satu keluarga di Desa Rarang Kecamatan Terara Lombok Timur akhirnya mulai terungkap. Hasil uji laboratorium sampel pencok yang dikirim Dinas Kesehatan Lombok Timur telah keluar. Hasilnya pencok tersebut mengandung bakteri yang bisa berdampak pada keracunan.

Sementara untuk kasus kematian satu orang, belum bisa dipastikan apakah karena dampak keracunan atau tidak. Karena untuk mengetahui pasti penyebabnya dibutuhkan penelitian lanjutan.

1. Mengandung bakteri Clostridium Perfringens

Rumput laut kering bahan dasar Pencok (Dok. Pribadi/Ruhaili)

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, DR Fathurrohman mengatakan, hasil uji laboratorium Pencok ditemukan kandungan bakteri Clostridium Perfringens. Jenis bakteri ini, merupakan bakteri gram positif yang dapat membentuk spora yang bisa menyebabkan terjadinya keracunan pada makanan. Jika dimakan bisa memicu gangguan kesehatan seperti sakit perut dan diare. 

"Hasil uji laboratoriumnya sudah keluar, hasilnya ditemukan bakteri namanya Clostridium Perfringens, itu bakteri yang jadi pemicu sakit perut dan diare," ungkap Fathurrohman, Kamis (8/6/2023).

2. Penyebab kematian belum diketahui

Kepala Dinas Kesehatan Lombok Timur, DR. Fathurrohman (Dok. Pribadi/Ruhaili)

Terkait korban yang meninggal dunia, Dinas Kesehatan Lombok Timur tidak berani memastikan apakah korban meninggal dunia karena bakteri Clostridium Perfringens ini. Sebab, terang Fathurrohman, korban yang meninggal dunia sudah usia lanjut dan memiliki penyakit penyerta.

Untuk bisa memastikan penyebab kematian korban, apakah karena pencok atau tidak tidak cukup hanya dengan uji laboratorium tetapi diperlukan keterlibatan para ahli untuk meneliti lebih dalam kandungan makanan pada Pencok.

"Penyebab sakit mungkin bisa jadi karena makanan itu, tapi kalau penyebab kematian itu kecil kemungkinan bahkan tidak mungkin, jika ingin memastikan harus ada penelitian lain," jelas Fathurrohman.

3. Warga diimbau konsumsi makanan matang

Pencok dari rumput laut yang sudah matang (Dok. Pribadi/Ruhaili)

Fathurrohman mengatakan bahwa bakteri tidak hanya di makanan Pencok, tetapi hampir di semua makanan, utamanya makanan mentah atau makan yang tidak diolah dengan matang. Untuk itu, untuk menghindari kejadian serupa, warga diimbau untuk mengonsumsi makanan yang telah matang.

"Peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran bagi masyarakat dan kita semua, jika mengonsumsi makanan usahakan yang matang, karena bakteri jenis ini bisa mati dalam keadaan suhu didih air," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLinggauni