Petugas BP3MI NTB mendata calon TKW yang menjadi korban TPPO di Lampung. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Setelah dua minggu di Bogor, Nurul sakit dan sempat diinfus di rumah sakit. Ia dibawa ke sebuah rumah sakit oleh agen tetapi tidak mengetahui nama rumah sakit tersebut. Pada 31 Mei 2023, ada penggerebekan yang dilakukan polisi, tetapi mereka lolos dari penggerebekan tersebut karena disekap dan disembunyikan di lorong bawah tanah. Setelah kondisi dinilai aman, kemudian mereka dibawa ke Lampung pada 1 Juni 2023.
"Kita dibawa ke sebuah rumah, kita gak tahu siapa pemiliknya. Di sana pernah kita minta pulang ke Lombok. Tapi dibilang harus melalui sponsor kalian. Kalau sponsor kalian bilang oke dan menanggung semua biayanya, silakan. Tapi kalau nggak, tunggu saja," kata Nurul menirukan perkataan agen.
Setelah dua hari di Lampung, Polda Lampung melakukan penggerebekan. Sebanyak 24 TKW asal NTB itu kemudian dibawa ke Polda Lampung untuk diinterogasi. Kemudian mereka dipulangkan lewat jalur darat ke NTB melalui Surabaya, setelah itu ke Lombok.
Nurul mengaku dia bersama 4 orang temannya dijanjikan bekerja ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sedangkan temannya yang lain dijanjikan bekerja ke Arab Saudi.
"Kita gak pernah tahu rupanya paspor itu. Kita gak pegang. Saya dikasih uang Rp2 juta," ungkap Nurul.