Distribusi air bersih oleh Tagana kepada masyarakat terdampak kekeringan di NTB pada 2022 lalu. (dok. Dinas Sosial NTB)
Nindya mengimbau masyarakat NTB supaya bijak menggunakan air, efektif dan efisien. Masyarakat NTB juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan yang dapat terjadi di periode musim kemarau ini.
Pihaknya menyarankan masyarakat NTB agar dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk atau penampungan air hujan lainnya.
"Guna mengantisipasi musim kemarau yang sudah memasuki wilayah NTB khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," pintanya.
Nindya menjelaskan curah hujan di wilayah NTB pada dasarian I Juni 2023 umumnya pada kategori rendah, yaitu 0 - 50 mm/dasarian yang terjadi di seluruh wilayah NTB. Curah Hujan tertinggi tercatat terjadi di Pos Hujan Tano, Kabupaten Sumbawa Barat sebesar 32 mm/dasarian.
Sifat hujan pada dasarian I Juni 2023 di wilayah NTB didominasi kategori bawah normal meskipun masih terdapat sebagian wilayah yang memiliki kategori sifat hujan normal dan atas normal. Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umum berada pada kategori panjang (21 - 30 hari) hingga sangat panjang (31 – 60 hari). HTH terpanjang tercatat di pos hujan Perigi Kabupaten Lombok Timur selama 61 hari atau masuk kategori kekeringan ekstrem.
Sedangkan pada dasarian II Juni 2023 atau 11 - 20 Juni 2023 diprakirakan peluang curah hujan di bawah 20 mm/dasarian dengan probabilitas di atas 90 persen terjadi di seluruh wilayah NTB. Peluang curah hujan dengan intensitas 50 - 100 mm/dasarian merata di seluruh wilayah NTB dengan peluang di bawah 10 persen.