Tradisi Perang Topat, Suku Sasak dan Bali di Lombok Tumpah Ruah
Ribuan warga memadati Pura Lingsar menyaksikan perang topat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Barat, IDN Times - Ribuan warga tumpah ruah di kawasan Pura Lingsar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyaksikan tradisi perang topat, Senin (27/11/2023) sore. Tradisi budaya Perang Topat sudah dilakukan turun temurun warga Lingsar di Lombok Barat.
Perang Topat menjadi simbol persaudaraan Suku Sasak dan Suku Bali di Pulau Lombok. Perang Topat menjadi salah satu event yang masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023 dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
1. Perang Topat bermakna memperbanyak teman
Penjabat (Pj) Gubernur NTB Lalu Gita Ariadi yang menghadiri kegiatan tersebut mengatakan jika perang di tempat lain berkonotasi memusnahkan musuh. Tetapi perang Topat yang menjadi tradisi Suku Sasak dan Suku Bali di Pulau Lombok bermakna memperbanyak teman dan mempererat tali silaturahmi.
Gita mengatakan perang topat mengajarkan tentang toleransi antara Suku Sasak dan Suku Bali yang hidup rukun dan damai.
"Perang Topat bukan hanya ritual tahunan tapi momentum mengecas spirit toleransi yang sangat dibutuhkan dalam mengisi pembangunan di daerah maupun negara kita," kata Gita.
Baca Juga: NTB Targetkan 5 Juta Kunjungan Wisatawan Tahun 2024