BMKG Deteksi 22 Kecamatan di NTB Siaga dan Waspada Kekeringan

Sebagian besar wilayah NTB memasuki musim kemarau

Mataram, IDN Times - BMKG Klimatologi Nusa Tenggara Barat (NTB) mendeteksi 22 kecamatan di Pulau Lombok dan Sumbawa kategori siaga dan waspada kekeringan. Sebanyak tiga kecamatan di Pulau Sumbawa masuk kategori siaga kekeringan.

Sedangkan 19 kecamatan masuk kategori waspada kekeringan yang tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa. "Saat ini sebagian besar wilayah NTB sudah memasuki musim kemarau," kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Bastian Andriano, Selasa (21/5/2024).

1. Sebaran kecamatan yang masuk kategori siaga kekeriringan

BMKG Deteksi 22 Kecamatan di NTB Siaga dan Waspada KekeringanKecamatan yang masuk kategori siaga dan waspada kekeringan di NTB. (dok. Staklim NTB)

Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut. Dengan indikator hari tanpa hujan dengan potensi siaga dan waspada terjadi di 22 kecamatan.

Adapun daerah yang masuk kategori siaga kekeringan yaitu Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Kemudian Kecamatan Lape dan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa.

Baca Juga: Tersangka Pengeboran Air Ilegal, Jaksa Tahan Dirut PT GNE dan PT BAL 

2. Sebaran kecamatan yang masuk kategori waspada kekeringan

BMKG Deteksi 22 Kecamatan di NTB Siaga dan Waspada KekeringanIlustrasi kekeringan. (unsplash.com/Md. Hasanuzzaman Himel)

Sedangkan 19 kecamatan yang masuk kategori waspada kekeringan, antara lain Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, Kecamatan Belo, Bolo, Lambitu, Madapangga, Monta, Palibelo, Sape dan Woha Kabupaten Bima.

Kemudian Kecamatan Pringgabaya, Sambelia, dan Suela Kabupaten Lombok Timur. Selanjutnya, Kecamatan Labuhan Badas, Moyo Utara, Rhee, Sumbawa, Unter Iwes, dan Utan Kabupaten Sumbawa.

Melihat daerah yang masuk kategori siaga dan waspada kekeringan, Andriano mengimbau masyarakat agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.

"Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan," sarannya.

3. Potensi hujan di NTB pada dasarian III Mei 2024

BMKG Deteksi 22 Kecamatan di NTB Siaga dan Waspada KekeringanAir bendungan yang mengering akibat kemarau di NTB pada 2023 lalu. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dijelaskan, curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Mei atau 11-20 Mei 2024 secara umum dalam kategori rendah yaitu 0 – 10 mm/dasArian. Sifat hujan pada dasarian II Mei 2024 di wilayah NTB didominasi kategori bawah normal.

Curah hujan tertinggi terpantau di pos hujan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa sebesar 55 mm/dasarian. Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada katagori panjang yaitu 21-30 hari. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Wera, Kabupaten Bima selama 34 hari.

Pada dasarian III Mei atau 21-31 Mei 2024 diprediksi terdapat potensi hujan di bawah 20mm/dasarian dengan probabilitas di atas 80 persen yang diprediksi akan terjadi di seluruh Pulau Sumbawa serta Pulau Lombok, Kecuali sebagian Lombok Tengah, Kota Mataram dan Lombok Barat.

Baca Juga: Lobi PKB dan PPP, Eks Wagub NTB Gandeng Bupati KSB Maju Pilgub 2024

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya