TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TPA Kebon Kongok Ditutup Juni, Pemda Lobar Ancam Tutup Akses Jalan

Pemkot Mataram dan Lobar kompak tinjau TPA Kebon Kongok

TPA Regional Kebon Kongok yang rencananya akan ditutup pada Juni mendatang. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Lombok Barat, IDN Times - Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) berencana menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat pada Juni mendatang. Penutupan TPA Regional Kebon Kongok karena sudah mengalami over capacity.

Sebanyak 300 ton sampai 320 ton sampah dari Kota Mataram dan Lombok Barat dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok setiap hari. Rencana penutupan TPA Regional Kebon Kongok membuat Pemda Lombok Barat (Lobar) bereaksi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Lombok Barat Lalu Winengan mengancam akan melakukan penutupan akses jalan jika TPA Regional Kebon Kongok ditutup pada Juni mendatang. Menurut Winenangan, seharusnya Pemprov NTB menawarkan solusi, bukan malah berencana menutup TPA Regional Kebon Kongok.

"Saya menangani sampah ini sejak 2004. Dari dulu selalu disebutkan provinsi seperti ini. Buat surat ancaman tapi dia tidak buat solusi. Seharusnya provinsi ketika buat surat ancaman, dia menyiapkan anggaran untuk lahan TPA yang baru," kata Winengan di TPA Kebon Kongok, Jumat (19/1/2024).

1. Pemkot Mataram dan Pemda Lobar tinjau TPA Kebon Kongok

Pintu masuk TPA Regional Kebon Kongok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Pada Jumat (19/1/2024), Pemkot Mataram dan Pemda Lobar meninjau TPA Regional Kebon Kongok. Sejumlah pejabat Pemkot Mataram yang turun ke TPA Kebon Kongok antara lain Asisten I Setda Kota Mataram Lalu Martawang, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram Denny Cahyadi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat Hermansyah dan Kepala Dinas PUTR Lombok Barat Lalu Winengan.

Winengan mengatakan Pemprov NTB telah bersurat ke Pemda Lobar terkait dengan rencana penutupan TPA Regional Kebon Kongok. Surat Pemprov NTB itu dinilai sebagai bentuk warning (peringatan) kepada Pemda Lobar dan Pemkot Mataram.

"Jangan sampai kita memberikan warning kepada kabupaten/kota tetapi provinsi hanya bersurat tapi tak ada solusinya. Ini hanya warning tapi tak ada solusi. Kalau bulan Juni ditutup, terus sampah ditaruh dimana. Saya akan perintahkan tutup jalan Lombok Barat," tegas Winengan.

Baca Juga: Pemulung Asal Sumbawa Barat Setubuhi Anak Kandung hingga Melahirkan  

2. Sepakati pengembangan TPA Kebon Kongok

TPA Regional Kebon Kongok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat Hermansyah mengatakan dari hasil tinjauan lapangan bersama Pemkot Mataram, disepakati pengembangan TPA Kebon Kongok kedepannya dengan menerapkan teknologi yang berbeda.

"Kedepannya nanti kita tindak lanjuti bersama-sama. Karena ini lintas kabupaten/kota dan provinsi. Mesti duduk bareng mempersiapkan langkah ke depannya," ucap Hermansyah.

Terkait kompensasi yang menjadi tuntutan warga terdampak TPA Regional Kebon Kongok, Hermansyah menyatakan sudah hampir terpenuhi. Pemda akan memberikan kompensasi dampak negatif (KDN), dari sebelumnya tiga desa menjadi 8 desa terdampak.

"Mudah-mudahan ke depannya kita mengakomodir desa-desa yang belum masuk ke dalam kajian yang dilakukan provinsi. Delapan desa ini bentuk kajian yang dilakukan provinsi terkait desa terdampak baik langsung dan tidak langsung keberadaan TPA Regional Kebon Kongok," terangnya.

3. Pemkot Mataram menilai TPA Regional Kebon Kongok masih bisa beroperasi

TPA Regional Kebon Kongok. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Asisten I Setda NTB Lalu Martawang mengatakan TPA Regional Kebon Kongok masih bisa beroperasi. Dia mengatakan masalah over capacity yang menjadi kekhawatiran beberapa pihak merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan dengan solusi terbaik.

Kedatangan Pemkot Mataram dan Pemda Lombok Barat untuk memastikan optimalisasi solusi terbaik untuk TPA Regional Kebon Kongok untuk mengurangi sampah yang dibawa ke tempat penampungan tersebut.

Martawang menjelaskan wacana penutupan oleh Pemprov NTB merupakan early warning, bukan keputusan akhir yang harus diresahkan masyarakat. "Kami yakinkan bahwa kami datang untuk melihat kondisi lapangan untuk mencari solusi terbaik" kata Martawang.

Ia juga menjelaskan Pemkot Mataram saat ini tengah membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya yang akan menjadi solusi terbaik permasalahan sampah di Kota Mataram.

Berita Terkini Lainnya