TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gaet Anak Muda, Seniman NTB Kreasikan Tari Tradisional dan Hip Hop

Pengembangan seni tari mengikuti perkembangan zaman

Tarian Sang Samahita Satwika Bhumi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Pengembangan kebudayaan khususnya seni tari di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus mengikuti perkembangan zaman. Pengembangan seni tari salah satunya dilakukan Seniman NTB Majas Pribadi.

Majas Pribadi mengembangkan tarian kontemporer Sang Samahita Satwika Bhumi, yang mengkreasikan tarian tradisional dengan hip hop. Tarian Sang Samahita Satwika Bhumi bermakna bijaksana mengelola bumi agar tetap lestari dan berkelanjutan.

"Tarian Sang Samahita Satwika Bhumi ini tari baru di NTB. Kita coba mendiskusikan tentang pengelolaan bumi yang harus cerdas, bijaksana, sustainable. Itu kita ambil dari bahasa sansekerta," kata Majas saat berbincang dengan IDN Times di Mataram, Sabtu (27/4/2024).

1. Makna tarian Sang Samahita Satwika Bhumi

Seniman NTB pencipta tarian Sang Samahita Satwika Bhumi Majas Pribadi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Majas menjelaskan makna dari tarian Sang Samahita Satwika Bhumi. Berbicara mengenai rencana pembangunan 20 tahun kedepan, pengelolaan alam harus benar-benar sustainable atau berkelanjutan. Artinya, alam harus dikelola dengan bijaksana.

Pembangunan di bidang ekonomi dan sumber daya manusia harus dibarengi dengan pengelolaan alam yang sustainable. Sehingga alam tetap terjaga kelestariannya yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

"Dengan pengelolaan seperti itu, saya pikir NTB benar-benar menjadi NTB Emas 2045," kata Majas.

Baca Juga: NTB Batasi Pengiriman Hewan Kurban Cuma 54.900 Ekor ke Luar Daerah

2. Gaet anak muda

Penari tarian Sang Samahita Satwika Bhumi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam tarian Sang Samahita Satwika Bhumi, kata Majas, dia melakukan formulasi antara tari tradisi dengan hip hop. Tarian ini banyak melibatkan anak-anak muda atau generasi milenial dan Gen Z.

Dalam 20 tahun ke depan, merupakan miliknya anak milenial dan Gen Z. Dan kehebatan suatu bangsa dapat dilihat dari kebudayaannya.

"Kita bisa melihat cahaya terang, bicara Indonesia Emas 2045 itu tidak ngibul. Kita punya rencana strategis yang bisa dicapai yang penting elitnya gak gaduh saja," ujar Majas.

Ia mengatakan bahwa menari adalah bagian dari kegembiraan. Menari menunjukkan bahwa kita sanggup, mampu dan hebat. Belajar dari sejarah, nenek moyang mengkreasikan tarian pada masa lalu untuk menunjukan kehebatan dan bangsa petarung.

"NTB itu sangat strategis. Bahkan kita harus bermimpi, kalau ibu kota negara pindah ke Kalimantan. Kenapa tidak, kota kebudayaan pindah ke NTB. Karena posisi NTB berada di tengah-tengah Indonesia," kata Majas.

Ia mengatakan NTB harus punya gagasan menjadi kota kebudayaan di Indonesia dalam 20 tahun mendatang. Pasalnya, NTB didiami beragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang beragam.

3. Tarian yang nuansanya anak muda

Penari tarian Sang Samahita Satwika Bhumi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Sementara itu, penari Tarian Sang Samahita Satwika Bhumi Pande I Gede Abiwiyasa mengatakan tarian ini bernuansa anak muda. Dari performance tarian ini, membangkitkan jiwa kompetisi anak muda. Tarian ini juga dapat menarik minat anak muda di NTB dalam pengembangan tarian.

"Pesan untuk anak muda, berbanggalah dengan kebudayaan yang kita punya termasuk seni tradisi," ujar Abiwiyasa.

Ia berharap pemerintah daerah dapat mendukung anak-anak muda yang tertarik dalam pengembangan seni tari. Baik dalam bentuk tempat latihan maupun dukungan sponsorship ketika ada yang ikut kompetisi di tingkat nasional dan luar negeri.

"Kalau memang bisa disupport kenapa tidak, karena akan mengharumkan nama daerah NTB," harapnya.

Berita Terkini Lainnya