BMKG: Ada Potensi Bencana di Selatan Lombok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Tengah, IDN Times – Dari hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika Kota Mataram terdapat potensi bencana di wilayah Kabupaten Lombok Tengah bagian selatan. Potensi bencana seperti gempa bumi dan banjir tersebar di 13 desa bagian selatan Kabupaten Lombok Tengah.
13 desa yang dimaksud adalah Desa Selong Belanak, Mekar Sari, Montong Ajan, Tumpak, Prabu, Kuta, Sukadana, Mertak, Pengengat, Sengkol, Kidang, Bilelando, dan Desa Bangket Parak.
Semuanya tersebar di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pujut, Praya Barat, dan Kecamatan Praya Barat Daya.
1. Potensi bencana gempa
Daerah selatan Provinsi Nusa Tenggara khususnya di selatan pulau Lombok memiliki tatanan tektonik yang sangat aktif. Keberadaan zona subduksi di bagian selatan yang merupakan zona tumbukan antara kerak Lempeng Samudra Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia cukup aktif.
“Sehingga daerah selatan ini bisa memicu kegempaan yang cukup aktif,” ujar Kepala BMKG Geofisika Stasiun Mataram Ardhianto Septiadhi, Jumat (6/11/2021).
Provinsi Nusa Tenggara Barat pernah memiliki sejarah gempa bumi yang perlu dicatat apalagi di Lempeng Indo-Australia. Bahkan, kata Ardhi, potensi gempa bumi yang bersumber dari Lempeng Indo-Australia patut diantisipasi.
“Memang ada potensi gempa besar, kita minta warga tetap waspada,” ujar Ardhi.
2. Pernah terjadi gempa hingga tsunami di selatan lombok
Baca Juga: Sirkuit Pertamina Mandalika Semakin Indah Setelah Dicat
BMKG Stasiun Geofisika Mataram mencatat wilayah selatan NTB pernah memiliki sejarah gempa yang mengakibatkan tsunami.
Dalam catatannya, pada tanggal 11 Maret 1982, daerah selatan Pulau Sumbawa diguncang gempa berkekuatan 6,5 magnitudo. Gempa ini, kata Ardhi, mengakibatkan air laut naik atau tsunami.
Selain gempa Sumbawa, BMKG juga mencatat, pada tanggal 19 Agustus 1977 wilayah pantai Selatan pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,0 skala richter.
Gempa yang berpusat pada 320 km barat Laut Waingapu mengakibatkan tsunami di wilayah Selatan Pulau Lombok.
"Tsunami pernah melanda Awang dan sekitarnya. Jadi memang ada potensi gempa di Selatan," kata Ardhi.
3. Rawan banjir
Selain ada potensi gempa bumi, ada potensi bencana banjir di Selatan Pulau Lombok.
"Kita bersama BPBD, PUPR dan BWS (Balai Wilayah Sungai) pernah memasang rambu-rambu rawan banjir di 13 Desa wilayah selatan Lombok," katanya.
Secara umum, kata Ardhi, pihaknya bersama pemerintah daerah setempat telah melakukan rencana kontijensi dalam menghadapi potensi bahaya bencana.
"Jadi ada banyak faktor, terutama faktor alam dan non alam. Seperti apa penanganannya memang bukan kewenangan kami di BMKG," bebernya.
Dari hasil analisa, bencana yang kerap melanda wilayah selatan pulau Lombok terjadi karena dua faktor. Ada faktor alam dan non alam.
"Jadi kami sudah petakan juga kemiringan lereng, kondisi drainase bersama kementerian PUPR di 13 Desa tadi," jawab Ardhi.
4. Pasang jalur evakuasi
Sebelum gelaran event internasional World Superbike dan MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, BMKG bersama BPBD daerah setempat telah memasang rambu jalur evakuasi.
Dalam rencana kontijensi, antisipasi kebencanaan operasi evakuasi harus terpusat mulai dari TNI-Polri dan BPBD dan pihak lain.
"Jadi kita juga sudah bangun posko informasi bencana di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Ketika terjadi bencana, rencana kontijensi tadi sudah siap untuk evakuasi," jelas Ardhi.
Untuk KEK di Kuta Mandalika, lokasi evakuasi terpusat di Masjid Nurul Bilad dekat Bazaar Kuta Mandalika.
"Imbauan itu tetap kita berikan sesuai hasil kajian bulanan di BMKG Mataram dan Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Zainul Abdul Madjid Stasiun Prakirawan Praya," katanya.
Baca Juga: 10 Potret Keindahan Sirkuit Pertamina Mandalika dari Bukit Seger