Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pencegahan Pneumonia (freepik.com/vectorjuice)

Lombok Timur, IDN Times – Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur Lotim) mencatat, pneumonia dan tuberkulosis (TBC) menjadi penyebab utama kematian puluhan balita. Sepanjang tahun 2024, tercatat 15 anak meninggal dunia akibat pneumonia dan dua lainnya akibat TBC.

Data ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan masyarakat dan pemerintah setempat, sebab temuan kasus tersebut masih tergolong rendah. Rendahnya temuan kasus pneumonia dan TBC ini disebabkan karena pemahaman masyarakat terkait dengan penyakit ini masih rendah, sehingga berdampak pada telatnya penanganan.

1. Didominasi bayi di bawah satu tahun

Ruang perawatan anak di RSUD Selong (IDN Times/Ruhaili)

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Kesehatan Lingkungan (P3KL) Dinas Kesehatan Lombok Timur, Budiman Satriadi, mengungkapkan bahwa dari 15 balita yang meninggal akibat pneumonia, 12 di antaranya berusia di bawah satu tahun, sedangkan satu anak berusia 1-5 tahun. Selain pneumonia, Budiman juga menyoroti kasus TBC yang telah merenggut nyawa dua anak.

"Pneumonia merupakan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang sangat berbahaya, terutama bagi balita. Kedua penyakit ini menjadi perhatian serius kami karena dampaknya yang sangat fatal jika tidak ditangani dengan cepat," ujarnya.

Pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya pneumonia, TBC, dan diare. Upaya ini diharapkan dapat menekan angka kematian balita dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan serta penanganan dini penyakit-penyakit tersebut.

"Kita berkomitmen untuk melawan penyakit ini, karena ini berakibat fatal pada anak-anak," tegasnya.

2. Temuan Pneumonia dan TBC masih rendah

Editorial Team

EditorLinggauni
EditorRuhaili

Tonton lebih seru di