Siswa NTT Masuk Pukul 05.00 WITA, Fakta: Sekolah Mengajukan Diri

Gubernur NTT: program tidak akan mundur lagi!

Kupang, IDN Times - Sebanyak 10 sekolah di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menerapkan kebijakan berupa waktu masuk sekolah dimulai pukul 05.00 WITA. Kebijakan ini menuai pro dan kontra di tengah masyarakat, termasuk warganet di media sosial. Namun demikian, ternyata sebagian besar dari sekolah itu menawarkan diri untuk dapat bergabung dan menerapkan sistem itu.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) awalnya memberi tantangan kepada dua sekolah unggulan di daerah itu. Tantangan berupa sekolah unggul yang akan mempersiapkan siswanya agar bisa masuk ke perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada hingga Universitas Harvard.

Dalam keterangan pers yang diterima IDN Times pada Selasa (28/2/2023), Gubernur VBL mengaku tidak pernah mengharuskan 10 sekolah SMA/sederajat itu untuk menerapkan kebijakan waktu masuk sekolah pukul 05.00 WITA. VBL lantas bertanya hanya kepada dua sekolah unggul di Kota Kupang, apakah dua sekolah itu dapat menjawab tantangan tersebut atau tidak. Jika dua sekolah itu tidak sanggup, maka sistem itu tidak akan diberlakukan.

Dua sekolah unggulan tersebut adalah SMAN 1 Kupang dan SMAN 2 Kupang. Mengetahui soal tantangan itu, ternyata terdapat delapan sekolah lain yang berminat untuk bergabung dalam program itu. Mereka mengajukan diri untuk menerapkan sistem serupa, agar siswa mereka juga bisa lulus di perguruan tinggi unggulan di Tanah Air, bahkan di luar negeri.

1. Porsi anggaran

Siswa NTT Masuk Pukul 05.00 WITA, Fakta: Sekolah Mengajukan Diriilustrasi APBD (IDN Times/Aditya Pratama)

Gubernur VBL berjanji akan memberikan porsi anggaran lebih bagi sekolah yang bersedia untuk mengikuti program tersebut. Dengan demikian, dua sekolah yang ditantang akhirnya menyetujui untuk mengikuti program itu, kemudian diikuti oleh delapan sekolah lainnya.

Diketahui bahwa porsi anggaran untuk pendidikan di Provinsi NTT kurang lebih sebesar 50 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sementara APBD NTT tahun 2023 ini sebesar Rp5,3 triliun. Selain dari APBD, sektor pendidikan NTT juga mendapatkan kucuran anggaran dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp305,6 miliar.

"Sebanyak 50 persen APBD Provinsi NTT itu ada di Dinas Pendidikan," ujar VBL dalam siaran persnya.

Baca Juga: Gubernur NTT dan Dubes Italia Bahas Soal Investasi Energi Terbarukan

2. Tak dipaksa, boleh mundur

Siswa NTT Masuk Pukul 05.00 WITA, Fakta: Sekolah Mengajukan DiriIlustrasi pelajar (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepada semua sekolah yang tergabung dalam program sekolah unggulan itu, VBL mengaku tidak pernah memaksa. Jika pada akhirnya sudah tidak sanggup lagi, maka sekolah-sekolah itu diperbolehkan untuk mundur dari program tersebut.

"Kalau dalam perjalanan ada sekolah yang tidak mampu menjalankan program ini, dipersilakan mundur. Yang tetap karena sudah punya komitmen bersama itu adalah SMAN 1 dan SMAN 2 Kota Kupang," ujarnya.

Diketahui bahwa delapan sekolah lainnya yang tergabung dalam program itu adalah SMAN 3, SMAN 5, SMAN 6, SMKN 1, SMKN 2, SMKN 3, SMKN 4 dan satu SMK lainnya. Semuanya merupakan sekolah yang berada di Kota Kupang.

3. Progam tetap berjalan meski ada kontra

Siswa NTT Masuk Pukul 05.00 WITA, Fakta: Sekolah Mengajukan DiriWeb

VBL memastikan bahwa program itu akan tetap berjalan meski ada pro dan kontra. Meski demikian, pihaknya akan terus melakukan evaluasi.

"Evaluasi dan kajian akan terus dilakukan, tapi program tidak akan mundur lagi," ujarnya.

Klarifikasi ini juga sebagai bentuk tanggapan atas permintaan dari Ketua Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (MS GMIT) agar Pemerintah Provinsi NTT melakukan kajian ulang terhadap kebijakan itu. Sejumlah warganet di media sosial juga menyayangkan program tersebut, karena menurut mereka, siswa-siswa itu belum siap menerima pelajaran dalam kondisi masih mengantuk.

"Perlu dikaji ulang. Macam mana orang pada ngantuk disuruh belajar, sarapan juga belum," komentar salah satu warganet di media sosial.

Baca Juga: Cegah Inflasi, Pemda NTT Bahas Pengembangan Tanaman Hortikultura

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya