Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan Pribadi

Perilaku self-harm dapat mengancam nyawa

Self-harm adalah perilaku di mana seseorang menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi, mengungkapkan atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit. Biasanya, self-harm dilakukan oleh seseorang menggunakan benda tajam maupun tumpul yang berada di sekitarnya.

Selain itu, self-harm juga bisa berupa menyakiti dirinya sendiri secara langsung, seperti menjambak rambut, memukul diri sendiri, dan lain sebagainya. Perilaku self-harm ini dilakukan secara sengaja atas kesadaran penderitanya dan bertujuan untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Jika terjadi cukup parah, perilaku self-harm bahkan dapat mengancam nyawa orang tersebut.

Ada beberapa perilaku self-harm yang sering kita lakukan, tapi tidak kita sadari. Contohnya, seperti menyalahkan diri atas semua hal negatif, mendahulukan orang lain dan mengabaikan diri sendiri, membandingkan diri dengan orang lain, dan takut meminta pertolongan.

Berikut beberapa macam dan fakta tentang self-harm. 

1. Major self-mutilation

Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan PribadiIlustrasi (Pinterest)

Tingkatan self-harm ini adalah yang paling parah dan dilakukan dengan melukai dirinya yang bahkan bisa mengancam nyawa. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh penderita gangguan mental psikosis.

Contoh self-harm jenis major self-mutilation yaitu memotong jari, mencungkil bola mata, dan lain sebagainya.

2. Stereotypic self-injury

Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan PribadiIlustrasi (Pinterest)

Stereotypic self-injury merupakan tindakan self-harm yang dilakukan secara berulang-ulang namun tingkat keparahannya tidak seintens major self-mutilation. Umumnya, penderita kelainan mental autisme akan melakukan self-harm jenis ini.

Contoh self-harm jenis stereotypic self-injury adalah memukul anggota tubuh atau membenturkan kepalanya ke tembok berulang kali.

3. Superficial self-mutilation

Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan PribadiIlustrasi (Pinterest)

Jenis self-harm berikutnya yaitu superficial self-mutilation dengan tingkat keparahan cenderung lebih ringan dibandingkan jenis lainnya. Walau begitu, superficial self-mutilation yang cenderung ringan ini tetap jangan diabaikan.

Contoh tindakan self-harm jenis superficial self-mutilation biasanya berupa menyayat kulit menggunakan benda tajam, menarik rambut sekuat tenaga, dan lain sebagainya.

Baca Juga: 10 Cara Tidak Sehat dalam Upaya Meningkatkan 'Self-Esteem'

4. Tanda-tanda seseorang melakukan self-harm

Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan PribadiIlustrasi (Pinterest)

Orang yang melakukan self-harm sulit dibedakan dari orang lain dalam sekilas saja. Bahkan, teman atau kenalan dekat kamu bisa saja menyembunyikan kebiasaan tersebut. Untuk memahami orang yang menyakiti diri sendiri, kamu mungkin bisa melihat tanda-tanda umum seperti, tampak menarik diri atau lebih pendiam dari biasanya dan berhenti berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang rutin mereka lakukan.

Selain itu orang yang melakukan tindakan self-harm mengalami perubahan suasana hati yang cepat, dan mudah marah. Juga, mereka pernah mengalami peristiwa emosional dalam hidup mereka, seperti riwayat kekerasan atau putus cinta yang cukup berat, serta menunjukkan luka atau goresan pada kulit yang tidak dapat dijelaskan.

5. Penyebab seseorang melakukan tindakan self-harm

Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan PribadiIlustrasi (Pinterest)

Self-harm adalah perilaku menyakiti diri sendiri yang disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu alasan seseorang menyakiti dirinya adalah karena merasa kesulitan mengekspresikan emosi. Tidak semua orang dapat memahami emosi yang sedang dirasakan dan bisa mengekspresikan emosi dengan baik. Sehingga ketika emosi-emosi buruk itu menggerogoti jiwanya, self-harm menjadi pilihan sebagai bentuk pengekspresiannya terhadap beban berat yang dirasakannya.

Seseorang dengan gangguan ini, ketika melakukan tindakan self-harm, akan membuat perasaanya lebih lega karena emosi-emosinya teralihkan pada sakit fisik yang dirasakannya. Selain itu, mereka melakukan self-harm sebagai bentuk hukuman atas dirinya sendiri. Mereka meyakini bahwa dirinya telah melakukan kesalahan dan merasa pantas untuk menderita.

6. Cara mengatasi perilaku self-harm

Waspada Self Harm, Menyakiti Diri Sendiri Demi Kepuasan PribadiIlustrasi (Pinterest)

Self-harm umumnya dilakukan untuk melepaskan emosi terpendam, oleh karena itu, penderita self-harm perlu mengatasinya dengan mengalihkan perhatian mereka ke hal-hal positif. Misalnya, saat Anda memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri, segeralah mengalihkan keinginan tersebut dengan berolahraga untuk melepas emosi.

Memang, cara berhenti dari perilaku self-harm ini sedikit sulit terlebih jika penderitanya sudah terbiasa menyakiti diri sendiri. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengatasi perilaku self-harm adalah dengan berkonsultasi ke profesional, seperti ke psikiater atau ke psikolog.

Demikian tentang masalah kejiwan self-harm, perilaku menyakiti diri sendiri untuk mendapatkan kepuasan pribadi. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Jenis-jenis Jamur yang Baik untuk Kesehatan dan yang Beracun

Hirpan Rosidi Photo Community Writer Hirpan Rosidi

Seorang laki-laki yang memiliki impian yaitu kelak disalah satu rak toko buku populer, di antara buku-buku dari penulis besar, terselip satu buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya