10 Cara Tidak Sehat dalam Upaya Meningkatkan 'Self-Esteem'

Apa itu self-esteem? Self-esteem adalah sebuah cara untuk mengevaluasi diri sendiri secara menyeluruh, seperti apakah diri kamu berharga atau tidak berharga, kualitas diri, kemampuan, dan sebagainya.
Banyak orang yang membangun self-esteem, namun bukannya membangun self-esteem yang sehat tapi malah justru membuat kamu semakin merasa tidak berharga dan haus akan validasi. Kamu mungkin merasa self-esteem kamu tinggi tapi kalau cara mewujudkannya keliru, bisa berdampak buruk untuk orang lain atau bahkan berdampak buruk pada reputasi diri kamu sendiri dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, berikut ini ada 10 cara yang tidak sehat dan tidak efektif yang sebaiknya dihindari dalam meningkatkan self-esteem kamu.
1. Merendahkan orang lain
Agar dapat merasa lebih tinggi atau baik, kamu mungkin sering merendahkan orang lain. Misalnya, dengan mengkritik secara tidak hormat, sampai mempermalukan orang lain. Bahaya memang kalau kita merasa paling hebat dan menganggap orang lain cuma babu.
2. Berpikir kalau kamu adalah orang yang paling spesial
Tidak ada satu pun orang yang paling spesial di muka bumi ini. Kita semua unik, tapi bukan spesial.
3. Berusaha membuat semua orang suka sama kamu
Salah satu cara mudah menumbuhkan kecemasan adalah dengan berusaha membuat semua orang suka sama kamu. Apalagi jika kamu melakukan hal ini agar kamu dapat pengakuan dan keyakinan terhadap diri kamu dari orang lain. Pada akhirnya, kita memang tidak bisa membuat semua orang suka sama kita.
Baca Juga: 6 Kesalahan Pria yang Membuat Perempuan Merasa Tidak Dicintai
4. Anti-kritik
Jika kamu merasa kritik yang membangun adalah penghancur, maka kamu tidak siap untuk membangun self-esteem yang sehat. Karena defensif dengan kritik membuat kita cenderung ingin sempurna, yang pada akhirnya membuat kita keras terhadap diri, takut salah, dan mudah pura-pura.
5. Menghindari kegagalan dan penolakan
Karena kamu merasa berharga, maka kamu menganggap keberhargaan diri kamu terancam apabila kamu mendapatkan penolakan. Kamu jadi menghindari hal-hal yang berpotensi gagal dan ditolak. Akhirnya kamu tidak berani mencoba, memendam perasaan, dan insecure.
6. Menghindari emosi
Betapa banyak dari kita yang tidak mau sedih dan tidak mau kecewa karena menganggap itu emosi yang melambangkan kelemahan. Akhirnya kita pura-pura bahagia, tidak mau mengakui emosi itu. Akibatnya kita tidak terbiasa memahami emosi orang lain.
7. Mengontrol orang lain agar merasa lebih signifikan
Kamu suka memerintah, sering mengatur, dan sering menuntut? Cara itu tidak sehat dalam meningkatkan keberhargaan diri. Hal ini terjadi biasanya karena kamu ingin membuktikan bahwa kamu adalah orang yang penting untuk dituruti.
8. Terlalu membela keberhargaan diri
Mungkin kamu merasa harga diri kamu diinjak-injak bagaikan keset, kemudian kamu merasa orang lain harus selalu menghormati kamu. Ketika kemauan itu tidak sesuai harapan, akhirnya kamu marah dan menyalahkan orang lain.
9. Merasa superior
Tidak sedikit orang yang memproyeksikan insecuritynya dengan cara showing off atau menyombongkan diri, memandang orang lain tidak setara dan kemampuan semua orang di bawah dirinya.
10. Menyalahkan hal-hal yang di luar kendalinya
Menyalahkan masa lalu, genetik, hormon, hingga cuaca justru membuat kamu tidak berusaha bertanggung jawab. Orang dengan self-esteem yang tinggi tidak akan menyalahkan hal-hal di luar kendalinya, dan dia mampu melihat kapasitas dirinya dalam menyelesaikan masalah.
Ada 3 cara sehat yang bisa kamu lakukan dalam meningkatkan self-esteem kamu:
- Mengasah kembali keahlian kamu agar kamu bisa lebih percaya diri.
- Berdiskusi dengan orang yang kamu percaya agar bisa mendapatkan timbal balik secara objektif.
- Lebih memahami situasi dan diri sendiri.
Itulah 10 cara tidak sehat dan tidak efektif yang sebaiknya dihindari dalam meningkatkan self-esteem kamu. Semoga bermanfaat ya!
Baca Juga: 9 Ciri Teman Kamu Seorang Psikopat, Perhatikan Baik-baik ya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.