Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa Barat

Ada padang rumput dan bukit di tengah pulau

Sumbawa Barat, IDN Times - Terletak di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), tepatnya di Selat Alas yang masuk dalam kawasan konservasi, terdapat delapan pulau di Gili Balu yang cukup memukau. Dalam bahasa Sumbawa, balu berarti delapan. Sementara gili merupakan sebutan untuk pulau kecil, sehingga Gili Balu berarti pulau delapan atau delapan pulau.

Salah satu di antaranya bernama Pulau Namo yang terletak di Kecamatan Poto Tano. Pulau-pulau kecil ini sangat menawan hingga mampu menarik perhatian wisatawan lokal.

Baca Juga: Menpar Pastikan Pariwisata 3 Gili Lombok Tetap Eksis Walau Pandemi

1. Dekat dengan Pelabuhan Poto Tano Sumbawa Barat

Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa BaratPelabuhan Poto Tano Sumbawa Barat IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Mengunjungi Pulau Namo dari Pelabuhan Poto Tano tak memakan waktu lama, sekitar 10 menit perjalanan menggunakan Speedboat atau perahu nelayan dari pesisir Pantai Poto Tano.

Tarif perahu menuju Pulau Balu, Pulau Kenawa, Pulau Paserang dan lima pulau lainnya di Gili Balu mencapai Rp250 ribu, dengan jumlah penumpang 5 sampai 10 orang. Harga ini sudah termasuk antar jemput sesuai permintaan pengunjung.

Selain memiliki pemandangan indah dengan pesona keragaman mangrove, ekosistem pesisir cukup lengkap di Pulau Namo.

Kendati berada di pinggir Pelabuhan Poto Tano, eksotisme Pulau Namo, baik dari ekosistem terumbu karang, lamun, dan ekosistem pantai serta bebatuannya cukup menarik untuk dikunjungi.

2. Dikelilingi mangrove dengan padang rumput di tengah pulau

Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa BaratDirektur Kelautan dan Perikanan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) Sri Yanti (IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki)

Di Pulau Namo, terhampar ribuan pohon mangrove. Beragam jenis pohon mangrove ini menarik perhatian bagi peneliti biota laut.

"Ini seperti serpihan surga yang harus dijaga warga sekitar dan pemerintah daerah setempat," kata Direktur Kelautan dan Perikanan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas) Sri Yanti, usai menanam mangrove di Pulau Namo, Kamis (16/9/2021) pekan lalu.

Ekosistem biota laut baik terumbu karang, rumput laut, pasir putih maupun pohon mangrove di Gili Balu khususnya di Pulau Namo, Paserang, dan Pulau Kenawa masih terjaga kelestariannya.

Selain hamparan mangrove, di Pulau Namo juga terdapat padang rumput dengan luas 190,90 hektare hingga membuat keunikan tersendiri di Pulau Namo. Hamparan rumput yang dikelilingi pohon mangrove di tengah Pulau Namo menjadi magnet bagi wisatawan.

"Kawasan ini memang memiliki potensi ekosistem pesisir yang cukup lengkap," ujar Sri Yanti lagi.

3. Gili Balu masuk kawasan konservasi

Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa BaratKondisi Mangrove di Pulau Namo Gili Balu KSB IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Gili Balu sendiri terdiri dari 8 pulau kecil bernama Pulau Kalong, Pulau Namo, Pulau Kenawa, Pulau Paserang, Pulau Kambing, Pulau Kalo, Pulau Pasir, dan Pulau Belang. Delapan gili ini berada di area konservasi dengan luas 568 hektare. Meski letaknya berdekatan, tapi masing-masing pulau punya ciri khas dan kecantikan berbeda-beda.

Luas area konservasi delapan pulau kecil di kawasan Gili Balu mencapai 568 hektare. Delapan pulau kecil seperti Pulau Kalong, Pulau Namo, Pulau Kenawa, Pulau Paserang, Pulau Kambing, Pulau Kalo, Pulau Pasir dan Pulau Belang memiliki kecantikan berbeda-beda.

"Delapan pulau ini sangat penting bagi perekonomian masyarakat. Jangan sampai kita kehilangan surga di Indonesia," ungkap Sri Yanti.

Saat IDN Times berkunjung ke Pulau Namo, tampak puluhan pohon mangrove di Pulau Namo ditebang warga.

Menurut penuturan warga Desa Poto Tano, pohon mangrove memang ditebang untuk dijadikan rumah panggung. Tampak, puluhan rumah panggung milik warga menggunakan kayu mangrove.

"Mangrove ini juga dapat dijadikan sebagai kawasan wisata alam maupun untuk pendidikan. Karena saya melihat ini cukup bisa menarik wisatawan. Jadi kami minta ini untuk tetap dijaga," kata Sri Yanti.

4. Keindahan Pulau Paserang dan Kenawa yang memukau

Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa BaratHamparan rerumputan di tengah Pulau Kenawa KSB IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Dua pulau lainnya yang mencuri perhatian adalah Pulau Paserang dan Pulau Kenawa. Kecantikan kedua pulau ini begitu memukau. Di Pulau Paserang, terdapat bukit hijau dengan hamparan rumput di bawahnya. 

Dari atas bukit Pulau Paserang kita bisa menikmati keindahan alam Kabupaten Sumbawa Barat. Bahkan wisatawan bisa menikmati pemandangan Gunung Rinjani.

Begitu juga dengan Pulau Kenawa. Pulau ini cukup populer di kalangan wisatawan lokal dan nasional. Kondisi yang sedikit datar dengan dua bukit di Kenawa membuat santai pengunjung.

Dari atas bukit Pulau Kenawa pengunjung bisa menikmati hamparan luas padang rumput Kenawa. Di atas padang rumput ini, pengunjung bisa mendirikan tenda dan bermalam.

Selain itu, di pantai Pulau Paserang dan Kenawa pengunjung bisa melakukan snorkeling untuk menikmati keindahan bawah laut Paserang dan Kenawa.

5. Pulau Pasir yang timbul tenggelam

Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa BaratPulau Kenawa di Kabupaten Sumbawa Barat/ngetripkemana.com

Uniknya lagi, di antara Pulau Panjang dan Pulau Kenawa terdapat Pulau Pasir yang selalu timbul tenggelam. Pulau Pasir ini akan timbul selama tiga jam saja dalam sehari selama air pasang surut.

Terkadang Pulau Pasir yang luasnya diperkirakan 3 kali lapangan sepak bola ini bisa terlihat dari atas perahu. 

"Jadi Pulau Pasir ini cukup indah," kata Bupati KSB Musyafirin kepada IDN Times.

Baca Juga: 5 Pantai Tersembunyi di Lombok yang Cantik Banget, Jangan Cuma ke Gili

6. Warga dibina untuk menjaga alam Gili Balu

Merawat Keindahan 8 Pulau di Gili Balu Sumbawa BaratBekas penebangan liar pohon mangrove di Pulau Namo IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Blue Carbon Strategy Framework (ICCTF) Tonny Wagey, ada 4 desa yang dibina untuk melestarikan kawasan konservasi di Gili Balu yaitu Desa Poto Tano, Senayan, Tuananga, dan Kiantar.

Masyarakat di empat desa tersebut diberikan pelatihan dan keterampilan dalam menjaga kawasan konservasi di Gili Balu. Para nelayan, baik laki-laki dan perempuan diberikan edukasi dalam melestarikan alam Gili Balu. Misalnya mencegah pengeboman ikan, penebangan liar pohon mangrove, dan edukasi berupa restorasi pohon mangrove yang hampir punah.

Masyarakat pun diberdayakan untuk melakukan pembibitan dan penanaman, kemudian dilanjutkan dengan pemeliharaan mangrove.

Dalam pembinaan dan edukasi warga, ICCTF bersama pemerintah mendapat sokongan anggaran dari Asian Development Bank untuk kelestarian mangrove di tiga titik di Indonesia. Langkah ini demi tetap menjaga keindahan dan keasrian Gili Balu. Ayo berkunjung ke Gili Balu!

Topik:

  • Yogie Fadila
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya