Desa Sembalun (unsplash.com/@darrenbudiman)
Dalam aspirasi warga Sembalun, mereka menginginkan master plan daya tarik wisata Sembalun secara keseluruhan, bukan hanya master plan di lokasi Cemara Siu yang luasnya hanya 1,4 hektare. Menurut warga, master plan Cemara Siu tidak akan terlalu berdampak terhadap kunjungan wisata termasuk terhadap dampak ekonomi kepada masyarakat.
"Wajar masyarakat bertanya, di tengah ramainya diskusi tentang urgensi perencanaan, yang datang hanya judul programnya saja. Masukan yang kami berikan pada FGD pertama di Sembalun pada akhirnya tidak dijadikan pertimbangan," uhar Mertawi dari anggota Majelis Adat Kepaeran Sembalun.
Keputusan menggelar FGD kedua di luar Sembalun semakin menguatkan dugaan ketidakseriusan pemerintah dalam melibatkan masyarakat.
"Kalau hanya bicara Cemara Siu, cukup pemda dengan pusat saja, majelis sebesar ini mubazir kalau hanya dipakai untuk bicara tapak," ungkapnya.
Hasil akhir master plan dinilai monoton, hanya mengulang pendekatan komersial yang sudah ada sebelumnya. Pemerintah daerah juga disorot karena dinilai kurang proaktif dalam memastikan masterplan sesuai kebutuhan masyarakat.
Meskipun kecewa, masyarakat tetap berharap pemerintah dapat menyusun ulang masterplan kawasan Sembalun dengan melibatkan masyarakat secara lebih serius.
"Seharusnya pemerintah daerah menjadi fasilitator yang baik," ujar Mertawi.