Sampah yang menggunung di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Sandubaya, Kota Mataram. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Berdasarkan data Pemprov NTB dalam enam tahun terakhir, proyeksi produksi sampah di atas 800 ton per hari. Sementara sampah yang terkelola antara 35-39 persen. Pada 2019, proyeksi harian sampah di NTB sebanyak 823,15 ton per hari, rata-rata penanganan sampah 325,45 ton per hari dengan persentase sampah terkelola sebesar 39,54 persen.
Tahun 2020, proyeksi harian sampah di NTB sebanyak 832,49 ton per hari, rata-rata penanganan sampah 301,36 ton per hari dengan persentase sampah terkelola sebesar 36,20 persen. Tahun 2021, proyeksi harian sampah di NTB sebanyak 841,95 ton per hari, rata-rata penanganan sampah 298,20 ton per hari dengan persentase sampah terkelola sebesar 35,42 persen.
Tahun 2022, proyeksi harian sampah di NTB sebanyak 851,53 ton per hari, rata-rata penanganan sampah 310 ton per hari dengan persentase sampah terkelola sebesar 36,41 persen. Tahun 2023, proyeksi harian sampah di NTB sebanyak 860,42 ton per hari, rata-rata penanganan sampah 314,20 ton per hari dengan persentase sampah terkelola sebesar 36,52 persen.
Sedangkan tahun 2024, proyeksi harian sampah di NTB sebanyak 871,07 ton per hari, rata-rata penanganan sampah 316,35 ton per hari dengan persentase sampah terkelola sebesar 36,32 persen.
Amri mengatakan jika pemerintah tidak dapat mengelola sampah dengan baik maka target NZE NTB pada 2050 akan sulit tercapai. Karena dia melihat produksi sampah terus meningkat setiap tahun.
"Jangan sampai kita dianggap daerah seribu masjid dan sejuta wisatawan, tapi juga pulau beribu-ribu ton sampah karena sampah tidak dikelola dengan baik. Nanti semua tempat menjadi TPA. Ancamannya kedepan sangat luar biasa terutama sampah plastik," ucapnya.
Bahkan, Amri membeberkan data hasil penelitian yang dilakukan terkait tingkat pencemaran mikroplastik di sungai yang berada di Kota Mataram. Dari 100 liter air, terdapat 28 mikroplastik.
"Itu artinya bahwa pengelolaan sampah kita hari ini, pencanangan pemilahan sampah yang dilakukan pemerintah itu tidak berdampak," terangnya.
Amri mengatakan apabila ada industri pengolahan sampah maka program pemilahan sampah akan efektif dan berdampak signifikan. "Kalau sampah dipilah, kemudian diolah ada industri yang mengolahnya maka itu akan menjadi signifikan pengurangan sampah di NTB," ujarnya.