Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pelajar SD digigit anjing liar mendapat vaksin rabies. (Dok Polsek Amfoang Selatan)

Kupang, IDN Times - Kasus rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus melonjak dalam tiga tahun terakhir.

Sejak 2023 hingga April 2025, tercatat 91 warga meninggal dunia akibat gigitan hewan penular rabies, terutama anjing. Pulau Timor menjadi wilayah dengan jumlah kematian tertinggi, yakni 53 kasus.

1. Ada 10 kematian di awal 2025

Warga Kupang mendapat vaksin rabies. (Dok Polsek Amfoang Selatan)

Data tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar, dalam workshop penanganan rabies yang digelar bersama JAAN Domestic di Hotel Harper Kupang, Kamis (15/5/2025).

“Penanganan wabah ini harus dilakukan secara kolaboratif agar bisa menekan lonjakan kasus, khususnya di wilayah Timor, baik di Indonesia maupun Timor Leste,” ujar Melky.

2. Para korban gigitan anjing

Paparan data kasus gigitan dan kematian akibat rabies di NTT. (IDN Times/Putra F. D. Bali Mula)

Melky memaparkan, sepanjang 2023 terjadi 20.705 kasus gigitan anjing rabies di NTT, dengan 35 korban jiwa. Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mencatat angka kematian tertinggi, yakni 13 orang.

Kasus meningkat pada 2024 dengan 30.046 gigitan dan 46 korban meninggal dunia. Sementara itu, hingga April 2025 tercatat 2.149 kasus gigitan dan 10 kematian, sebagian besar dialami oleh anak-anak.

“Kasus rabies pertama di Pulau Timor terdeteksi di TTS. Korban jiwa terbanyak adalah anak-anak, termasuk dalam kasus-kasus awal,” ungkapnya.

3. Kasus penyakit rabies menyebar hingga Timor Leste

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (https://www.menpan.go.id/)

Melky menambahkan, wabah rabies yang merebak di Pulau Timor pada Mei 2023 telah menyebar ke wilayah Oecusse, Timor Leste, pada Maret 2024. Oecusse merupakan daerah enklave yang berbatasan langsung dengan daratan NTT.

"Pada awal Mei ini, satu warga Timor Leste kembali dilaporkan terinfeksi rabies akibat gigitan anjing. Diduga kuat virusnya berasal dari wilayah NTT," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa virus rabies hanya menular melalui gigitan langsung atau kontak air liur yang masuk ke luka terbuka, dan tidak akan menular melalui konsumsi daging hewan.

Sebagai langkah antisipatif, vaksinasi massal terhadap hewan pembawa virus rabies akan dilaksanakan pada 28 September 2025 mendatang, bertepatan dengan Hari Rabies Sedunia. Vaksinasi akan menyasar sekitar 180 ribu ekor hewan di Pulau Timor dan wilayah Flores, dengan dukungan dari JAAN Domestic.

“Ini bentuk komitmen kita bersama. Walaupun kita berbeda negara, Indonesia dan Timor Leste tinggal di satu pulau yang sama, jadi penanganannya juga harus kita lakukan bersama,” tandas Melky.

Editorial Team