Pengawas Koperasi Merah Putih Syariah Desa Berinding Kecamatan Kopang Lombok Tengah, Faisal Haris. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Faisal menyebutkan pengurus Koperasi Merah Putih Syariah Desa Berinding sebanyak empat orang dan tiga pengawas. Koperasi itu bergerak dalam usaha sembako. Namun, sampai saat ini belum bisa beroperasi lantaran menunggu suntikan modal. Pemerintah sebelumnya telah menjanjikan Koperasi Merah Putih dapat mengajukan pinjaman untuk modal di Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), tetapi belum ada kejelasan hingga saat ini.
"Sampai saat ini kita menunggu kucuran dana untuk modal supaya bisa berjalan. Sejak diluncurkan, sekarang masih stagnan, belum beroperasi. Koperasi Merah Putih ini hanya disegerakan terbentuk saja tapi setelah itu tidak jelas selanjutnya," tutur Faisal.
Faisal mengungkapkan pada saat pembentukan Koperasi Merah Putih, memang ada kesepakatan untuk mengeluarkan iuran wajib dari para anggota. Tetapi belum ada anggota yang mengalirkan iuran wajib. Praktis, koperasi merah putih yang dibentuk belum ada kantornya.
"Masih wacana kita mau sewa tempat dan lain sebagainya. Tapi dana untuk menyewa itu yang tidak ada. Tapi untuk lokasi sudah ada namun belum ada dana," tambahnya.
Anggota Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Desa Berinding itu juga mengungkapkan belum ada fasilitasi dari pemerintah daerah untuk menghubungkan Koperasi Merah Putih dengan mitra seperti Pertamina, Bulog dan lainnya. Koperasi Merah Putih akan dihubungkan dengan Pertamina untuk menyalurkan LPG 3 kg, sedangkan penyaluran sembako dengan Bulog.
Dia mengungkapkan pengurus Koperasi Merah Putih pernah dikumpulkan Pemda Kabupaten Lombok Tengah tetapi tindaklanjutnya belum ada. Para pengurus Koperasi Merah Putih baru sebatas diberikan bimbingan teknis (Bimtek) oleh Pemda.
"Sebenarnya kita harapkan ada terobosan dari daerah. Okelah dari pemdes belum ada dana, tapi terobosan dari Pemda untuk mendorong kopdes kita harapkan. Ini kita hanya diberikan bimtek tapi tanpa dibekali permodalan, percuma juga," kata Faisal.