Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Prada Richard mengaku alami kencing darah usai disiksa bersama Prada Lucky.
Prada Richard mengaku alami kencing darah usai disiksa bersama Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Intinya sih...

  • Prada Richard masih mengalami kencing darah dan trauma pasca disiksa oleh 22 seniornya di Yonif TP 834 Waka Nga Mere, NTT.

  • Biaya pengobatan ditanggung sendiri, punggungnya masih nyeri dan gatal akibat luka-luka bekas cambukan serta dilumuri cabai, garam, dan minyak gosok.

  • Prada Richard ingin pindah ke wilayah Rote Ndao karena masih trauma setelah dipaksa melakukan hubungan tak senonoh yang ditonton para seniornya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Prada Richard Junimton Bulan, saksi kunci dalam sidang kasus kematian Prada Lucky Chepril Saputra Namo, masih menderita pasca-disiksa 22 seniornya.

Prada Richard sendiri adalah orang yang menyaksikan dan mengalami penyiksaan dalam markas Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yonif TP) 834 Waka Nga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Berbagai penyiksaan yang telah ia alami sejak 27 - 30 Juli 2025 membuatnya trauma hingga masih mengalami kencing darah. Ia kini masih terus memeriksakan kesehatannya terkait kondisi tersebut menggunakan biaya pribadi.

1. Sudah dilalui berbulan-bulan

Prada Richard, saksi kunci di kasus kematian Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Prada Richard saat diwawancarai, Senin (3/11/2025), mengungkap ia telah dua kali memeriksakan diri agar dapat pulih dari apa yang dideritanya selama berbulan-bulan ini.

"Kalau kencing darah itu masih sampai sekarang. Kemarin sudah diperiksa. Satu kali periksa itu Rp1 juta lebih. Itu ditanggung sendiri, sudah dua kali pemeriksaan," jelas dia saat dijumpai di Pengadilan Militer III-15 Kupang saat itu.

Hal ini ia alami setelah mendapatkan sejumlah pukulan di bagian bawah perut kala disiksa oleh para seniornya.

"Setelah kejadian itu langsung kencing darah karena dipukuli pas di bagian perut bawah. Sakit sampai bengkak di perut," jawabnya lagi.

2. Punggung masih nyeri dan gatal

Prada Richard mengaku alami kencing darah usai disiksa bersama Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Luka-luka bekas cambukan di sekujur punggungnya pada Juli lalu juga telah mengering. Namun begitu, masih sering terasa gatal dan nyeri di bagian tubuh belakangnya ini sehingga mengganggunya saat beraktivitas.

"Belakang badan juga nyeri. Kadang gatal sendiri di belakang. Tiap kali sandar pasti rasa gatal," akunya.

Ia mengaku lukanya yang semula berwarna merah kini menjadi gelap kehitaman akibat cambukan berkali-kali lalu dilumuri dengan cabai, garam, dan minyak gosok oleh para atasannya.

3. Minta pindah karena trauma

Prada Richard Bulan memberi pengakuan di sidang kasus Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Prada Richard juga mengaku masih trauma hingga saat ini pasca disiksa sedemikian rupa beberapa hari itu. Siksaan itu untuk membuatnya dan almarhum Prada Lucky mengaku sebagai LGBT. Mereka juga dipaksa melakukan hubungan tak senonoh yang ditonton para seniornya. Hal itu, kata dia, jelas membuat dirinya trauma.

"Kalau trauma ada. Siapa pun kalau disuruh berhubungan seperti itu pasti ada trauma. Itu sampai disuruh begitu dan disaksikan abang-abang kami semua, empat orang itu," tandasnya.

Ia mengungkapkan ingin pindah ke wilayah Rote Ndao saja bila direstui oleh pimpinan setelah berita ini mencuat.

"Semoga pimpinan mendengar suara saya dan saya mau ke Rote. Kalau saya di sana (Yonif tp 834 waka nga mere) masih trauma, kembali ke sana sama saja saya ke masa lalu," jawab Richard.

Sejauh ini ia mengungkapkan tidak ada intimidasi terhadap dirinya baik dari para senior di batalion maupun dari pihak.

Prada Richard sendiri disiksa bersama Prada Lucky selama berhari-hari sejak 27 Juli hingga keduanya dibawa ke puskesmas pada 31 Juli 2025. Keduanya berpisah saat Lucky dibawa ke rumah sakit dan pada 6 Agustus 2025 dinyatakan meninggal dunia.

"Saya tidak tahu awalnya bagaimana. Nama saya dibawa-bawa," kata Richard.

Ia menyebut Dansi Intel Thomas Awi yang mengurusi kasus ini menemukan bukti penyimpangan seksual. Namun di handphone miliknya sendiri tidak ditemukan hal-hal yang mengindikasikan tuduhan itu.

Editorial Team