Upacara adat ngayu-ayu tirta di Lombok (Lombokatraktif)
Mereka menamai upacara adat ini dengan sebutan Upacara Adat Ngayu-Ayu. Diadakan setiap tiga tahun sekali, Konon, Adat Ngayu-Ayu terus dilakukan sejak lebih dari 600 tahun lalu.
Upacara adat ini memiliki tujuan berupa perwujudan rasa syukur warga setempat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatnya dalam bentuk limpahan rejeki. Di antaranya berupa hasil bumi, jauh dari bencana, dan harapan agar tidak terjangkit penyakit-penyakit yang kabarnya dahulu kala sempat menghantui warga setempat.
Limpahan hasil bumi yang paling terasa berkah dari Tuhan adalah tumbuh suburnya padi merah atau pade abang yang mana memiliki tipe tanaman yang tidak tumbuh di banyak tempat.
Prosesi upacara Ngayu-Ayu ini akan berlangsung selama dua hari lamanya. Dimulai dengan mengumpulkan air dari tujuh sumber mata air yang mengalir di Sembalun.
Air yang sudah dikumpulkan ini akan didiamkan semalaman di rumah ketua adat. Kemudian hari selanjutnya atau hari kedua akan memulai acara penyembelihan kerbau yang dilaksanakan oleh para ketua adat. Kepala-kepala kerbau itu akan ditanam sebagai pasak bumi atau pengaman desa dari bala bencana.
Lalu bagian daging kerbau-kerbau itu akan dimasak oleh para inak (perempuan Sasak) setempat agar dapat dinikmati bersama-sama dengan warga lainnya. Peristiwa gotong royong ini dikenal dengan sebutan Begibung dari Bahasa Sasak.
Selesai Begibung, maka akan dimulai ritual Mafakin yakni ritual para ketua adat yang membacakan bacaan-bacaan selama berjalannya penurunan bibit padi merah dari lembang sampai ke proses penyemaian. Biasanya akan disambung dengan perang topat.