Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250610_142720_429.jpg
Anggota Komisi IX DPR RI Muazzim Akbar menunjukkan surat dari KBRI terkait kematian TKI asal Desa Buwun Sejati Kecamatan Narmada Lombok Barat. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Intinya sih...

  • Anggota DPR RI Dapil NTB II, Muazzim Akbar, turun lakukan investigasi terhadap kasus kematian TKI asal Lombok Barat di Malaysia.

  • Muazzim juga memastikan bahwa jenazah almarhum akan diserahkan ke keluarga dan mengawal hak-hak korban terkait perlindungan asuransinya.

  • Pelaku pembunuhan TKI asal NTB telah diamankan oleh polisi Malaysia setelah korban ditikam oleh tiga sampai empat orang.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mataram, IDN Times - Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Buwun Sejati, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) bernama Sahri Ramdan tewas dtikam di Malaysia, Sabtu (7/6/2025). Korban ditikam oleh rekannya satu kampung di ladang sawit Redwin Orchard SDN BHD Malaysia.

"Yang bersangkutan memang meninggalnya tanggal 7 Juni 2025. Saya mendapatkan informasi dari pihak pengguna jasa di Malaysia, bahwa yang bersangkutan terjadi kesalahpahaman. Artinya kelahi dengan sesama warga NTB. Bahkan yang bersangkutan dari satu desa yaitu Desa Buwun Sejati Kecamatan Narmada Lombok Barat," kata Anggota Komisi IX DPR RI Muazzim Akbar di Mataram, Selasa (10/6/2025).

1. Turun lakukan investigasi

Ilustrasi penganiayaan (IDN Times/Aditya Pratama)

Anggota DPR RI Dapil NTB II Pulau Lombok ini mengatakan pihaknya bergerak cepat dalam menangani kasus kematian TKI asal Lombok Barat tersebut. Muazzim mengaku telah berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, majikan dan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang memberangkatkan korban ke Malaysia.

"Saya selaku anggota Komisi IX yang membidangi ketenagakerjaan langsung melakukan investigasi kaitan dengan adanya warga kita yang meninggal di Malaysia," terangnya.

Menurutnya, kasus kematian TKI asal NTB itu di luar kemampuan P3MI dan pemerintah. Karena kematian yang bersangkutan karena ditikam oleh sesama rekan kerja satu kampung di Malaysia.

"Saya sudah berkoordinasi dengan KBRI, besok jenazah almarhum sampai ke Lombok pakai pesawat Air Asia dan diserahkan ke keluarga," kata Muazzim.

2. Kawal hak-hak korban

Potret Perkebunan Sawit (idntimes/silviana)

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan korban masih belum berkeluarga. Namun, kedua orang tua korban masih hidup. Saat ini, korban berusia 29 tahun. Dia menjelaskan korban berangkat ke Malaysia melalui P3MI di NTB yaitu PT Kijang Lombok Raya pada 2022.

"Kita berharap kepada P3MI dan pemerintah daerah untuk betul-betul mengawal hak-hak korban kaitan perlindungan asuransinya pada saat berangkat. P3MI mengurus ke BPJS atau menerima santunan sesuai aturan yang ada," harapnya.

3. Pelaku diamankan polisi Malaysia

Ilustrasi pelepasan pengiriman TKI NTB ke Malaysia. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Muazzim mengungkapkan korban diketahui sering bolak-balik ke Malaysia. Dia berada di Malaysia selama 2 tahun 8 bulan. Berdasarkan informasi yang didapatkan, korban ditikam oleh tiga sampai empat orang.

"Ada sekitar 3-4 orang yang diamankan polisi di sana. Saya dapat informasi dari pihak majikan bahwa temannya pada saat itu salah paham, sehingga terjadi peristiwa itu," tandas Muazzim.

Editorial Team