Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Terdeteksi di Jateng, Lansia Asal Kupang Positif Hantavirus dari Tikus

Ilustrasi tikus pembawa hantavirus. (pexels.com/freestocks.org)

Kupang, IDN Times - Seorang perempuan lanjut usia berinisial S (67) asal Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), positif mengidap hantavirus. Virus ini diketahui ketika ia sudah berada di Kota Salatiga, Jawa Tengah, ketika memeriksakan kesehatannya yang menurun.

Pemerintah Provinsi NTT yang menerima informasi tersebut pun mengeluarkan pemberitahuan resmi kepada Pemerintah Kota Kupang tertanggal 8 Juli 2025. Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, membenarkan adanya temuan itu, Rabu (9/8/2025).

1. Tikus ditangkap untuk tes di laboratorium

Ilustrasi tikus pembawa hantavirus. (pexels.com/Emma Benitez)

Christian menyampaikan tim di lapangan sudah melakukan pencegahan dengan menangkap tikus-tikus untuk dites di laboratorium.

"Hantavirus ini dengan vektor tikus. Ada temuan itu. Jadi saya langsung mengaktifkan surveilans itu di Kecamatan Maulafa. Kita aktifkan juga pencegahannya. Tikusnya ditangkap semua. Jadi ditangkap, dibawa ke lab untuk dites," jelas dia sore itu.

Chris menyampaikan wanita ini tertular karena kebiasaannya selama ini dan ditambah imun tubuh pasien yang juga sudah menurun.

"Sebenarnya karena orangnya, pasiennya ini, katanya suka tangkap tikus. Dia lama di Salatiga tapi sebelum ke Salatiga dia di sini. Kerjanya suka tangkapin tikus dan sudah usia tua dengan ketahanan tubuhnya kan sudah turun," jelasnya.

2. Tidak menyebar lewat batuk

Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, saat diwawancarai di Aula El Tari Kantor Gubernur NTT. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Chris menyebut hantavirus ini termasuk zoonosis atau hanya dapat menyebar dari hewan ke manusia, bukan dari manusia ke manusia.

"Makanya kalau kita kena kencing tikus, pegang tikus atau tikus lewat ke kita punya makanan dan masuk ke mulut, terhirup, nah itu kita akan tertular, tapi tidak akan menyebar antar manusia seperti penyakit batuk pilek," tambah Chris.

Ia mengimbau masyarakat agar selalu membudayakan kebiasaan hidup bersih terhadap diri, rumah, maupun lingkungan sekitar agar tak menjadi sarang tikus.

"Karena hewan ini vektornya," tandasnya.

3. Kronologis

Ilustrasi tes darah di laboratorium. (pexels.com/Kaboompics.com)

Jenis hantavirus yang diidap lansia asal Kelurahan Kolhua, Kecamatan Maulafa ini ialah Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS). S tiba di Salatiga, 8 Mei 2025, dan dirawat sejak 14 Mei karena mengeluh sakit di seluruh tubuh terutama betis. Dokter di laboratorium RS. dr. Asmir Kota Salatiga pun memeriksa darahnya. Sampelnya juga dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Lingkungan (BBLKL) Salatiga.

Penyelidikan epidemiologi mulai dilakukan 27 Mei oleh Dinas Kesehatan Kota Salatiga dan Puskesmas Sidorejo Kidul. Hasilnya, 2 Juni 2025, ia terbukti positif hantavirus. Hasil ini pun dikirim lewat notifikasi laporan ke Dinas Kesehatan Provinsi NTT dan Loka Labkesmas Waikabubak kemudian Puskesmas Sikumana.

Pihak puskesmas kemudian memasang perangkap tikus di kediaman pasien di Kota Kupang dan memetakan lokasi mulai 7 - 9 Juni. 24 ekor tikus tertangkap yaitu 23 ekor dari lokasi tempat tinggal pasien dan 1 ekor dari kelurahan lain sebagai pembanding. Tim BBLKL Salatiga kemudian menganalisis dengan hasil 2 ekor tikus positif hantavirus dan 2 ekor tikus positif leptospira.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us