Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tanaman Cabai Jadi Target Pencurian, Petani di Lotim Was-was

Batang cabai yang ditinggalkan pencuri di tengah sawah (IDN Times /Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times - Harga cabai yang tinggi seharusnya menjadi berkah bagi petani, tetapi di Lombok Timur (Lotim) tingginya harga ini menyebabkan petani was-was. 

Tanaman cabai para petani di Lotim rawan menjadi target pencurian. Sebab cabai yang dicuri yang masih tumbuh di sawah. 

Seperti yang terjadi di Desa Sukamulia, Kecamatan Sukamulia. Banyak cabai petani hilang di tengah sawah. Mirisnya pencurian dilakukan dengan memangkas batang pohon cabai tersebut.

1. Dicuri pada malam hari

Sebagian cabai hilang bersama batangnya di Sawah (IDN Times/Ruhaili)

Abdul Kadir Jaelani, salah seorang petani cabai asal Desa Sukamulia menuturkan, ia kehilangan cabai yang masih tumbuh di tengah sawah. Hal itu terjadi pada Selasa (22/1/24) kemarin.

Ia menduga pencurian itu terjadi pada malam hari. Hal itu ia ketahui saat datang pada pagi hari untuk melakukan panen, tetapi cabai sudah hilang bersama batangnya. Kondisi ini menyebabkan merugi cukup besar, sebab cabai hilang bersama pohonnya. 

"Ini dicuri sama batang pohonnya, sehingga tidak mungkin bisa berbuah lagi. Coba kalau dicuri hanya buahnya mungkin kita tidak terlalu merugi," keluhnya. 

Abdul Kadir mengakui tidak mengetahui besar kerugian yang diderita, sebab ia tidak bisa menghitung jumlah kerugian tersebut. 

"Saya tidak mengetahui jumlah kerugiannya, karena tidak bisa menghitungnya," ucapnya. 

2. Dampak harga cabai yang tinggi

Batang cabai yang tinggalkan pencuri di tengah sawah (IDN Times/Ruhaili)

Kehilangan cabai bukan saja dialami oleh Abdul Kadir, tetapi juga dialami petani cabai lainnya. Hanya saja cara pencuriannya berbeda. Di Dusun Maik Anyar, Desa Sukamulia,  cabai yang hilang adalah cabai yang telah dipetik oleh petani.

Cabai tersebut dicuri di tempat penyimpanan sementara di pondok sawah. Maling memanfaatkan petani yang lengah saat melakukan pemetikan di tengah sawah.

Abdul Kadir menduga maraknya pencurian ini karena tingginya harga cabai. Harga cabai rawit biasa tembus Rp125.000 per kilogram. Sementara untuk cabai rawit hijau seharga Rp70.000 per kilogram.

"Ini karena dampak harga cabai yang mahal," ujarnya. 

3. Terpaksa panen

Petani tengah memilih buah cabai yang dipetik muda (IDN Times/Ruhaili)

Karena kondisi rawan pencurian ini, Abdul Kadir terpaksa melakukan panen lebih awal, yaitu memanen cabai dalam kondisi masih muda atau belum berwarna merah. Harga cabai muda jauh lebih murah daripada cabai yang sudah matang. 

"Harga cabai muda lebih murah, setengah harga dari yang matang. Tapi mau bagaimana lagi dari pada dicuri maling, lebih banyak ruginya," katanya. 

Sementara itu, menanggapi rawannya aksi pencurian ini, Kasi Humas Polres Lotim, AKP. Nicolas Usman mengatakan pihaknya belum menerima laporan terkait persoalan tersebut. Tetapi pihaknya tetap memberikan atensi terhadap aksi pencurian yang terjadi di tengah masyarakat. Pihak Polres Lotim, sebutnya, akan meningkat patroli untuk mengantisipasi terjadinya pencurian. 

"Kita akan lakukan upaya preventif yang meningkatkan patroli," pungkasnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Ruhaili
Linggauni
EditorLinggauni
Ruhaili
EditorRuhaili
Follow Us