Silsilah keluarga Amak Dirate IDN Times/Ahmad Viqi
Kepada IDN Times, Amak Dirate (62) pemilik sah lahan di Dusun Ebunut Desa Kuta Mandalika tepat di Penlok I KEK Mandalika mengaku akan tetap mempertahankan tanahnya walau event MotoGP akan digelar pada Jumat (18/3/2022) pekan ini.
Amak Dirate mengaku luas lahan itu semula capai 810 m² atau 81 are selama proses penggarapan berpuluh-puluh tahun lalu. Selama tinggal dan menggarap lahan di kawasan KEK Mandalika, dia baru menjual lahan seluas 220 m² sekitar Rp200.000 per 100 m² kepada Amak Karim.
"Saya tidak pernah menjual tanah setelah itu ke Amak Juki sampai anak saya lahir empat orang di lahan ini. Bahkan ada ari-ari anak saya ditanam di lahan ini," kata Dirate.
Selama proses pembangunan Sirkuit Mandalika, lahan Amak Dirate memang belum terkena dampak pembangunan infrastruktur Sirkuit Mandalika. Karena posisi lahan Amak Dirate yang berada di tengah kawasan Sirkuit Mandalika tepat di belakang tikungan 4. Ada pun alas hak lahan milik Amak Dirate berbentuk Pipil Garuda tahun 1959.
"Kami keberatan. Tanah kami dituduh sudah dijual. Belum pernah ada jual tanah yang itu, tidak pernah saya jual," terang Dirate.
Selama dua tahun pembangunan infrastruktur Sirkuit Mandalika lahan itu tidak lagi digarap keluarga Amak Dirate. Sebelumnya lahan itu ditanami ubi, kedelai hingga jagung selama proses land clearance lahan di KEK Mandalika tahun 2018 lalu.
"Selama ada isu MotoGP kami kesulitan garap lahan karena banyak petugas yang menghalangi. Tanah ini belum saya kotori, sedikit-sedikit tetap dikerjakan oleh anak. Karena ada isu MotoGP makanya kami tidak garap lahan ini," kata Dirate.
Dia mengaku lahan seluas 600 m² itu merupakan sisa lahan yang pernah dijual oleh Dirate seluar 220 M² puluhan tahun lalu.
"Sekarang kalau dia (ITDC) mau ambil, ambil saja, saya siap dipotong leher untuk mempertahankan lahan ini," katanya.
Dirate juga mengaku, tidak pernah ada niatan untuk mencederai proses pembangunan infrastruktur Sirkuit Mandalika. Apalagi untuk mengganggu event MotoGP di Sirkuit Mandalika. Dirate bahkan meminta agar proses pembayaran lahan tetap dilakukan dengan cara damai. Kalau pun PT ITDC mengklaim lahan itu dijual ke Amak Juki, keluarga Amak Dirate siap membuktikan di meja hijau.
"Kami tetap mau bagus, tidak pernah emosi. Cuma kami lelah pasang pagar. Saya pasang pagar dicabut lagu oleh aparat. Ini kayak monyet makan jagung. Lari diusir, tidak diusir datang lagi," ujar Dirate.