Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Calon jemmah saat membuat surat perjanjian dengan perusahaan (Dokumen pribadi)

Lombok Timur, IDN Times - Tidak kunjung diberangkatkan oleh perusahaan travel sejak tahun 2021 lalu, puluhan calon jemaah umrah di Lombok Timur didampingi oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Garuda menggelar hearing ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Timur. Mereka berharap anggota dewan bisa membantu mereka untuk meminta agar PT Fidya dan Travel cabang Lombok Timur mengembalikan uang jemaah yang telah disetorkan.

Hearing ini merupakan tindak lanjut dari unjuk rasa yang telah dilakukan oleh calon jemaah umrah beberapa Minggu lalu yang dilakukan di depan kantor PT Fidya dan Travel dan kantor DPRD Lombok Timur.

Salah seorang calon jemaah umrah asal Desa Pengadangan, Kecamatan Peringgasela Hikmal Hakim menyampaikan sebanyak 20 orang calon jemaah sampai saat ini tidak kunjung berangkat sejak bulan September tahun 2021 lalu. Padahal semua calon jemaah sudah menyetor uang sebesar Rp30 juta sampai Rp34 juta.

"Jumlahnya beda-beda, semua jemaah ini sudah menyetorkan uang di atas Rp30 juta. Rata-rata sudah menyetorkan uang sebanyak Rp34,5 juta, termasuk saya," ungkapnya, Senin (29/5/2023).

1. Sudah empat kali dijanjikan berangkat

Calon jemmah saat membuat surat perjanjian dengan perusahaan (Dokumen pribadi)

Dia mengatakan bahwa calon jemaah umrah sebelumnya telah dijanjikan sebanyak empat kali untuk diberangkatkan, namun sampai saat ini 20 jamaah tersebut tidak kunjung berangkat. Pertama alasan terdampak COVID-19, kemudian tidak ada tiket dan berbagai alasan lainnya.

Karena tidak kunjung berangkat dan lelah dijanjikan, para jemaah menuntut agar uang mereka segera dikembalikan. Selain itu, jemaah menolak untuk diberangkatkan secara bertahap-tahap.

"Kami sudah tidak mau lagi berangkat, kami hanya mau uang kami dikembalikan saja. Sebab jemaah yang sebelumnya diberangkatkan itu juga mengeluh karena mereka ditelantarkan. Pokoknya kami minta uang kami kembali, kami mau pilih travel lain saja," ujarnya.

2. Penundaan keberangkatan karena COVID-19

Editorial Team

EditorRana