Tidak Sesuai Realita, DP3AKB akan Patahkan Data SSGI Soal Stunting

Data SSGI tidak sesuai dengan realita di masyarakat

Lombok Timur, IDN Times - Berdasarkan rilis Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 lalu, angka Stunting di Kabupaten Lotim tercatat sebanyak 35,6 persen. Kondisi ini menempatkan Lotim berada pada peringkat ketiga se NTB setelah Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Tengah. Akan tetapi data ini dinilai tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di tengah masyarakat.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Ahmat menyampaikan sementara berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Lombok Timur, jumlah stunting di Lombok Timur 16,89 persen.

"Angka ini jelas jauh dari data SSGI, yang surveinya dilakukan dalam lima tahun sekali dikeluarkan," terangnya pada acara monitoring dan evaluasi program Canting Mas PKK Lotim di Kecamatan Lenek, Rabu (1/2/2023).

1. Data SSGI tidak sesuai realita di tengah Masyarakat Lombok Timur

Tidak Sesuai Realita, DP3AKB akan Patahkan Data SSGI Soal Stuntingdokumen pribadi

Disebutkan, Jumlah kasus stunting berdasarkan data SSGI ini akan dipatahkan oleh Kabupaten Lombok Timur. Sebab data tersebut diyakininya data hasil survei nasional lima tahunan itu tidaklah sesuai dengan fakta sebenarnya di tengah masyarakat Lombok Timur. Data E-PPGM ini juga diakui belum diakui oleh pemerintah pusat.

Berdasarkan data lainnya, terdapat sekitar 73.608 atau sekitar 35,09 persen keluarga di Lombok Timur disebut berisiko ada kasus stunting. Menghadapi hal itu, DP3AKB Lombok Timur telah menyiapkan berbagai program strategis untuk pencegahan stunting. 

"Kami akan siapkan berbagai program untuk mengatasi persolan stunting ini. Kami juga akan hadirkan data faktual dengan aplikasi untuk menepis data SSGI tersebut," terang H Ahmat.

Baca Juga: Harga Beras di Lombok Timur Merangkak Naik

2. Program penanganan stunting

Tidak Sesuai Realita, DP3AKB akan Patahkan Data SSGI Soal Stuntingdokumen pribadi

Dalam waktu dekat ini, DP3AKB Lombok Timur akan meluncurkan berbagai program penaganan stunting di Lombok Timur. Di antaranya ialah program Kelas Keluarga Risiko Stunting (Keris) yang berisi data detail by name by address tentang stunting. Data stunting ini siap akan disediakan melalui aplikasi daring, lengkap dengan Google map lokasinya untuk memudahkan intervensi program pengentasannya.

Selain itu, dirinya juga menekan kepada semua desa trus melakukan intervensi dengan melakukan pendampingan bersam keseluruhan keluraga yang bresiko mengalami stunting, seperti ibu-ibu hamil, keluarga miskin dan keluarga yang menikah dini. Sebab jika keluarga yang berisiko ini tidak di fokuskan maka kasus stunting di Lombok Timur tidak akan turun.

"Maka dari itu semua desa kami tekankan harus memiliki data keluarga risiko stunting yang jelas dan harus mengetahui secara detail soal masalahnya," ujarnya.

3. Keluarga yang berisiko akan diberikan pendampingan

Tidak Sesuai Realita, DP3AKB akan Patahkan Data SSGI Soal StuntingIDN Times

Selain itu, untuk mengatasi Persoalan stunting ini, pihaknya juga akan menghadirkan program intervensi pendapingan untuk melihat seperti apa permasalahan yang ada dalam keluarga tersebut. Bagaimana kondisi rumah tersebut, lingkungan rumahnya, ada ibu hamil dan berbagai faktor diminta diminta dapat langsung mengambil langkah sigap.

Program lain yang akan diturunkan ke desa desa khususnya desa-desa yang menjadi kampung KB atau kampung keluarga berkualitas ialah program ''dengan istri lah dapur sehat hadapi stunting''. Akan tetapi diakuinya belum semua desa tersentuh oleh program ini.

"Disentuh dulu desa yang aktif dengan harapan supaya desa lain dapat ikutan aktif," pungkasnya.

Baca Juga: Kasus DBD Terus Meningkat, Pemda Bima Ngapain Saja?

supardi ardi Photo Community Writer supardi ardi

Saya suka menulis dan jalan-jalan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya