ilustrasi kemarau (Unsplash.com/Joshua Woroniecki)
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Suci Agustiarini menjelaskan curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian I Oktober 2024 secara umum berada pada kategori rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian III September 2024 di wilayah NTB bervariasi dari kategori Bawah Normal (BN) hingga Atas Normal (AN). Curah hujan tertinggi di pos hujan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat sebesar 56 mm/dasarian.
Berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada kategori sangat panjang yaitu 31 – 60 hari. HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Perigi, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur selama 124 hari.
Suci mengatakan pada dasarian II Oktober 2024 (11 – 20 Oktober 2024), sebagian wilayah NTB berpotensi terjadi hujan dengan katagori rendah yaitu 20 – 50 mm/dasarian dengan probabilitas 10 – 70 persen. Terdapat juga potensi hujan di wilayah NTB dengan katagori sedang yaitu 50 – 100 mm/dasarian disebagian kecil wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat bagian utara dengan probabilitas 20 – 50 persen.
Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan potensi waspada, siaga dan awas di sejumlah daerah. Kekeringan level waspada di Kecamatan Raba Kota Bima dan level siaga di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima.
Sedangkan daerah yang mengalami kekeringan level awas tersebar di sejumlah wilayah di NTB. Antara lain Kecamatan Huu dan Kilo di Kabupaten Dompu, Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, Kecamatan Sambelia Lombok Timur, serta Kecamatan Buer, Empang, Labuhan Badas, Moyo Utara, Moyohulu, Rhee, Sumbawa, dan Unter Iwes di Kabupaten Sumbawa.