Sosok Rizkil Watoni, ASN KLU yang Bunuh Diri karena Dituduh Mencuri HP

Mataram, IDN Times - Kematian Rizkil Watoni alias RW, membuat warga Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) merasa kehilangan. RW mengakhiri hidup dengan gantung diri karena dituduh mencuri handphone (HP) pegawai Alfamart Kayangan Lombok Utara pada 7 Maret 2025.
RW mengakhiri hidup dengan gantung diri karena diduga mendapatkan intimidasi dari oknum polisi di Polsek Kayangan terkait kasus yang membelitnya. Peristiwa bunuh diri aparatur sipil negara (ASN) Dinas PUPR Lombok Utara itu lantas menyulut kemarahan warga Desa Sesait pada Senin malam (17/3/2025) lalu.
Sekelompok warga menyerbu Polsek Kayangan dengan merusak dan membakar beberapa fasilitas di kantor polisi tersebut. Kepala Desa Sesait, Susianto menceritakan bahwa a RW merupakan pekerja keras dan rajin ibadah.
"Almarhum ini saya tahu banget. Almarhum imam masjid dan khatib. Kemudian almarhum juga jualan di rumahnya," tutur Susianto. dikonfirmasi IDN Times, Kamis (20/3/2025).
1. Sering membantu menjembatani warga terkait pembangunan infrastruktur
Susianto menambahkan bahwa almarhum RW merupakan ASN di Dinas PUPR Lombok Utara. Dia sering membantu menjembatani proposal yang diajukan pemerintah desa untuk perbaikan infrastruktur.
"Karena beliau itu leading sector-nya PUPR. Alhamdulillah beberapa infrastruktur yang susah tembus, melalui beliau itu bisa," kata Susianto.
Dia mengungkapkan bahwa RW sejak kecil dibesarkan oleh bibinya bernama Nurhasanah yang merupakan seorang difabel. Bibiknya berjualan di sekolah dasar (SD) setempat setiap hari. Sejak SD, RW dibiayai oleh bibinya.
Ibu RW sudah meninggal dunia sejak dia kecil. Sedangkan ayah RW bernama Nasruddin sehari-hari jualan pentol dan es campur. Susianto mengatakan RW dan keluarganya merupakan orang yang baik dan rajin beribadah.
"Inilah yang membuat kita kesal pada APH (aparat penegak hukum). Tidak ada transparansi dalam kasus ini," ucapnya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah desa punya Majelis Krama Desa (MKD) yang dibentuk oleh Pemda Lombok Utara di masing-masing desa. MKD seharusnya difungsikan ketika ada kasus tindak pidana ringan (tipiring) seperti yang dialami RW.
"Padahal Kapolsek sudah berjanji ketika ada masalah tipiring dikembalikan ke pemerintah desa. Supaya lembaga yang ada di setiap desa itu berfungsi," tambahnya.
2. Pernah menjadi TKI ke Malaysia
Susianto menceritakan RW juga pernah menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia. Dia merantau ke negeri jiran Malaysia untuk mengumpulkan uang dan membuatkan orangtuanya rumah. Tetapi ketika pulang dari luar negeri pada 2018 silam, rumahnya hancur karena gempa bumi mengguncang Pulau Lombok.
Dengan sisa uang yang dibawa dari Malaysia, RW menggunakan untuk melanjutkan kuliah. Tetapi dia mendapatkan beasiswa kuliah di Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Jawa Tengah dan lulus dengan predikat cumlaude.
"Kematian almarhum bukan hanya Desa Sesait yang berduka tetapi juga KLU. Karena beliau betul-betul orang baik," ungkap Susianto.
Susianto juga mengungkapkan bahwa RW bercita-cita menjadi anggota DPRD Lombok Utara. Hal itu disampaikan seminggu sebelum puasa. Meskipun menjadi ASN, RW tetap membantu bibinya.
"Almarhum belum menikah. Beliau pernah curhat sama saya, sebelum saya bisa membahagiakan orangtua, bibi, keluarga saya. Saya berpikir dulu untuk menikah," tutur Susianto menirukan RW.
3. Dugaan intimidasi terhadap RW sehingga menyebabkan bunuh diri
Susianto menjelaskan masalah hukum yang dihadapi RW diketahui setelah adanya peristiwa bunuh diri pada Senin (17/3/2025). Karena di rumah ada perdebatan sengit antara pihak keluarga dengan aparat kepolisian Polsek Kayangan.
Setelah anggota Polsek Kayangan pulang, Susianto mengatakan peristiwa bunuh diri RW itu ada korelasinya dengan pihak kepolisian. RW salah memasukkan HP pegawai Alfamart ke dalam tasnya ketika berbelanja. Peristiwa itu terekam CCTV dan disebarkan di media sosial.
RW mengira HP tersebut miliknya karena warnanya sama. HP pegawai Alfamart yang salah dibawa beberapa kali ditelepon, tetapi tidak terdengar karena dalam mode silent dan tidak bergetar. Peristiwa itu dilaporkan oleh pegawai Alfamart ke Polsek Kayangan.
RW mengetahui bahwa dia salah mengambil HP pegawai Alfamart setelah rekaman CCTV tersebut viral di media sosial. Akhirnya, dia pulang dari masjid dan menyerahkan HP tersebut ke pemiliknya.
Namun polisi tetap mengusut kasus pencurian HP tersebut meskipun telah ada kesepakatan damai antara pelapor dan terlapor RW. Dalam perdamaian tersebut, RW memberikan uang sebesar Rp2 juta.
"Akan tetapi pada saat HP diberikan itu ke pemiliknya, diambil lagi oleh pihak kepolisian. Padahal sudah damai dan dipanggil lagi almarhum ini. Wajib lapor, masa ada wajib lapor sehari dua kali. Itu menurut keterangan orangtuanya," tuturnya.
Susianto juga mengaku heran dengan oknum polisi yang menangani kasus pencurian tersebut. RW diduga mengalami intimidasi dari oknum polisi. Dia juga mendengar bahwa RW dimintai uang Rp15 juta.
"Kalau Rp15 juta, bisa dibilang almarhum ini. Tapi tak bisa cash, tapi dicicil saking takutnya. Kalau tidak maka bisa jadi ditahan 5 tahun penjara dan dikenakan denda Rp900 juta," kata Susianto menirukan penuturan orangtua RW.
"Itu kata orangtua korban mendengarkan penuturan anaknya. Dia (RW) juga telepon temannya dari Bali untuk meminjam uang Rp15 juta biar damai, aman," tandasnya.
Sebagai informasi, depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Bagi warga NTB, Anda bisa menghubungi hotline pencegahan bunuh diri RSJ Mutiara Sukma pada nomor 087757972020 atau melalui aplikasi di playstore. Pengguna android bisa mengunduh aplikasi Mutiara Sukma RSJMS lalu memilih layanan Lapor Budir. Anda akan diarahkan untuk konsultasi secara gratis dengan dokter atau psikiater berpengalaman melalui aplikasi tersebut.
Selain itu, layanan konseling kesehatan jiwa juga tersedia di rumah sakit umum, puskesmas, biro psikologi, dan juga melalui online. terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.