Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Turis asing di Gili Trawangan. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Dinas Pariwisata (Dispar) NTB menyatakan perlu ada solusi jangka panjang terkait layanan air bersih di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) di Lombok Utara.

Kepala Dispar NTB Jamaluddin Maladi menyatakan telah menyampaikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar layanan air bersih di destinasi wisata yang menjadi tujuan turis domestik dan mancanegara itu dikelola oleh pemerintah daerah melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Saat ini, layanan air bersih PDAM hanya di Gili Air. Sedangkan layanan air bersih di Gili Meno dan Gili Air dilayani oleh perusahaan swasta, maing-masing oleh PT Berkat Air Laut (BAL) dan PT Tiara Citra Nirwana (TCN). Sehingga ketika terjadi persoalan hukum yang membelit perusahaan swasta tersebut, layanan air bersih disetop dan berdampak terhadap sektor pariwisata.

"Untuk solusi jangka panjang kami sudah sampaikan kepada Bapenas, bahwa destinasi wisata nasional Senggigi maupun Gili Tramena, ke depannya pengelolaan air bersihnya sama dengan di Gili Air yang mengelola itu pemerintah yaitu PDAM," kata Jamaluddin di Mataram, Kamis (13/6/2024).

1. Butuh biaya Rp35 miliar

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Jamaluddin Maladi. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Jamaluddin menjelaskan Dinas PUPR Lombok Utara sudah membuat detailed engineering design (DED) memasang pipa bawah laut dari Gili Air ke Gili Meno dan Gili Trawangan. Untuk memasang pipa air bersih membutuhkan biaya sekitar Rp35 miliar.

Untuk solusi jangka pendek, Pemprov NTB bersurat ke Polda NTB atau kejaksaan terkait kasus hukum dua perusahaan swasta tersebut. Meminta Direktur PT BAL melanjutkan operasional di lapangan. "Proses hukum tetap berjalan tapi usaha air bersih ini juga tetap berjalan," katanya.

2. Khawatir kawasan wisata Gili Tramena ditinggalkan wisatawan

Editorial Team

Tonton lebih seru di