Pagar pembatas yang dirusak. (dok. Istimewa)
Sementara itu, Kepala SMPN 14 Mataram, Lina Yeti Kutiasih mengaku prihatin dengan kejadian itu. Ia mengungkapkan sebenarnya ini bukan kejadian yang pertama. Hal ini sudah sering tetapi bisa redam dan puncaknya pada Jumat (2/9/2022).
"Masalahnya anak-anak ini (SMPN 14 Mataram) akan mulai merasa tidak betah karena belajarnya di bawah. Kalau jam pertama mereka nyaman-nyaman saja. Begitu siang mereka mulai sakit punggung karena belajar di lantai," katanya.
Lina mengungkapkan dirinya sering mendapatkan komplain dari para siswa kenapa terus belajar di luar secara lesehan. Begitu juga orang tua murid juga sering menanyakan kepada guru.
"Inilah puncaknya sehingga terjadi peristiwa itu. Sekarang meletus kejadiannya. Saya tidak menyalahkan siapa-siapa. Ini menurut saya miss-komunikasi," kata Lina.
Lina menjelaskan SDN 2 Model Mataram akan dipindah untuk kegiatan belajarnya ke bekas Universitas Terbuka Mataram. Tetapi sampai saat ini, tak kunjung pindah sehingga ada kegelisahan dari siswa SMPN 14 Mataram. Siswa SMPN 14 Mataaram sendiri saat ini jumlahnya sebanyak 262 orang.