Konferensi Pers BGN dan BPOM di SMPN 8 Kota Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Ia mengakui uji pangan ini diambil dari sampel MBG yang tidak berhubungan langsung dengan makanan yang diduga jadi penyebab keracunan di 21 Juli 2025. Sementara sampel uji pangan yang mereka gunakan adalah dari MBG pada 22 Juli 2025.
"Sisa makanan yang langsung berhubungan dengan korban tidak ada, sehingga sampel yang kita ambil adalah sampel sisanya atau yang tertinggal. Banyak faktor di luar makanan, karena terjadinya besoknya, maka kita tetap melakukan pengujian dan identifikasi," jelas dia.
Dalam daging sapi ditemukan bakteri Strepcoccus sp, yang dapat menyebabkan diare berat. Kemudian adanya bakteri Staphylococcus pada sayur yang dapat menyebabkan gangguan mikrobiota usus.
"Bakteri yang ditemukan ini mengarah kepada soal higienis sanitasi di proses pengolahan oleh karena itu BPOM merekomendasikan perbaikan cara pengolahan di SPPG," tukasnya.
Saat yang sama ia meminta seluruh sekolah dapat mengamankan sampel bila terjadi kasus serupa. Ia juga merekomendasikan adanya cek kesehatan untuk penjamah atau pengolah makanan.
"Dengan alat pelindung diri yang juga harus digunakan lengkap dengan alur dan tata kelolanya," tukasnya.