Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251027_173809.jpg
Komandan kompi, Lettu Infanteri Ahmad Faisal memberi sejumlah bantahan dalam sidang Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Intinya sih...

  • Ahmad Faisal membantah mencambuk Prada Lucky di punggung, mengaku melakukan cambukan di bagian pantat sebanyak empat kali.

  • Ia juga membantah menendang dan membiarkan bawahannya mencambuk Prada Lucky.

  • Ahmad Faisal tidak membantah keterangan orang tua Prada Lucky. Ia membantah hasil pemeriksaan yang hanya diberikan kepada dirinya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kupang, IDN Times - Lettu Infanteri Ahmad Faisal, Komandan kompi atau Dankipan A di Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan (Yon TP) 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), membantah keterangan para saksi dalam sidang perdananya.

Ahmad Faisal didakwa dengan berkas pertama nomor 40-K/PM.III-15/AD/X/2025 yakni mencambuk Prada Lucky dan juga membiarkan bawahannya mencambuk, menendang, dan memukuli Prada Lucky Chepril Saputra Namo hingga akhirnya tewas.

Ia menjalani sidang sebagai terdakwa di Pengadilan Militer (Dilmil) III-15 Kupang mulai pukul 09.30 WITA, Senin (27/10/2025). Sidang ini berakhir 19.47 WITA.

1. Bantah cambuk di punggung Prada Lucky

Lettu Infanteri Ahmad Faisal disidangkan atas kasus Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Ahmad awalnya menyebut malam 27 Juli 2025 saat baris berbaris pada apel malam itu, para pasukan menghadap ke jalan raya, membelakangi lapangan apel. Hakim Ketua Mayor Chk Subiyatno langsung memotongnya.

"Bicara yang substansial saja," sanggah hakim.

Pratu Yohanes Viani lli sebagai saksi kedua menyebut Ahmad Faisal mencambuk Prada Lucky di bagian punggung. Namun Ahmad kemudian membantahnya dan mengaku melakukannya ke bagian pantat.

"Untuk yang kami sangkal, untuk kami sendiri saat pengambil tindakan itu mencambuk dengan posisi tiarap. Saya sampaikan saya mencambuk di bagian pantat," tandasnya.

Hakim Subiyatno masih memastikan lagi bantahan Ahmad Faisal dan bertanya lagi soal jumlah cambukan ke arah pantat yang ia lakukan.

"Sebanyak empat kali," jawab Ahmad.

Sementara Yohanes Viani tetap pada keterangan awalnya bahwa Ahmad mencambuk Prada Lucky di punggung sebanyak dua atau tiga kali.

"Siap, izin. Saya tetap pada keterangan saya," jawab Yohanes.

2. Bantah tendang dan biarkan Prada Lucky dicambuk

Lettu Infanteri Ahmad Faisal disidangkan atas kasus Prada Lucky. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Ia juga membantah soal keterangan Prada Richard sebagai saksi ketiga mengenai dirinya yang menyaksikan Pratu Poncianus Allan Dadi mencambuk Prada Lucky. Prada Richard sebelumnya menyebut dirinya sebagai komandan hanya diam saja saat Poncianus Allan Dadi datang dan langsung menghujam mereka dengan cambukan.

"Saya sendiri tidak melihat Pratu Allan Dadi mencambuk almarhum dan saksi tiga," kata dia.

Ia juga membantah keterangan soal dirinya menendang almarhum Prada Lucky dan Prada Richard yang menjadi saksi saat itu.

"Saya sendiri tidak pernah menendang almarhum dan Prada Richard," tandasnya.

Prada Richard sendiri menyahut Hakim Ketua apakah tetap pada keterangan awalnya atau membenarkan pernyataan terdakwa Ahmad Faisal.

"Mohon izin, tetap pada keterangan saya," jawab Prada Richard.

3. Tak bantah keterangan orang tua Prada Lucky

Orang tua Prada Lucky memberikan kesaksian di Pengadilan Militer Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Ia juga membantah keterangan Pasi Intel Sertu Thomas Awi yang memberikan hasil pemeriksaan atau BAP hanya kepada dirinya.

"Saksi Empat, terdakwa membantah hasil BAP hanya ia yang terima tapi Lettu Infanteri Rahmat juga terima. Apakah saksi tetap pada keterangan atau membenarkan sangkalan terdakwa?" tanya Hakim Ketua.

Thomas Awi sendiri tetap pada keterangannya bahwa ia hanya memberi hasil BAP Prada Lucky dan Prada Richard terhadap terdakwa seorang.

Ahmad Faisal pun mengakhiri sangkalannya terhadap kesaksian dari saksi pertama hingga keempat. Pada keterangan saksi kelima dan keenam yakni orang tua Prada Lucky, Ahmad Faisal saat itu tidak membantah apapun keterangan mereka.

Editorial Team