Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)
Ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Kupang, IDN Times - Kurikulum SMA/SMK di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan segera diperkaya dengan materi edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah.

Materi edukasi tentang rupiah ini disepakati Dinas Pendidikan Provinsi dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur (Disdikbud NTT) bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) NTT.

Kedua pihak telah membuat Nota Kesepakatan (NK) dan Surat Edaran (SE) Instruksi Integrasi Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah dalam kurikulum pembelajaran di sekolah. Nantinya ini menjadi acuan bahan mengajar bagi para guru tingkat SMA/SMK sederajat di NTT.

1. Libatkan 48 guru

Para guru di NTT yang terlibat penyusunan kurikulum yang terintegrasi edukasi rupiah. (Dok KPw BI NTT)

Integrasi ini hasil dari Focus Group Discussion melibatkan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Disdikbud dan KPw BI NTT, yang digelar 8-9 Agustus 2025 di Hotel Harper Kupang.

MGMP ini terdiri dari 48 guru dari mata pelajaran PPKn, Sejarah, Ekonomi, dan IPAS dari 6 kota dan kabupaten (Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka).

Dalam keterangan yang diterima Rabu (13/8/2025), MGMP dibantu fasilitator Disdikbud dan BI NTT dalam menyusun perangkat ajar yang menarik, relevan, dan sesuai dengan kehidupan siswa.

2. 48 jam pelajaran

Fasilitator BI NTT dalam penyusunan kurikulum yang terintegrasi edukasi rupiah. (Dok KPw BI NTT)

Forum ini melahirkan program Kokurikuler yang dirancang untuk 48 jam pelajaran dengan pendekatan berbasis proyek dan pembelajaran lintas disiplin mata pelajaran.

Sebanyak 24 Rencana Pembelajaran Kokurikuler (RPK) disusun dan jadi panduan mengajar di SMA/SMK se-NTT.

Kokurikuler ini akan mengajak para siswa untuk memahami konsep, merefleksikan nilai, memecahkan masalah nyata dan bertindak kolaboratif.

"Agar tidak hanya sesuai dengan kurikulum tetapi juga kontekstual, menarik dan relevan dengan kehidupan siswa sehari-hari," jelas Deputi KPw BI NTT, Didiet Aditya Budi Prabowo.

3. Edukasi penting

Deputi KPw BI NTT, Didiet Aditya Budi Prabowo, dan Kepala Disdikbud NTT Ambrosius Kodo. (Dok KPw BI NTT)

Didiet juga berharap integrasi ini membuat kepedulian berkesinambungan pelajar di NTT terhadap rupiah.

Sementara Kepala Disdikbud NTT, Ambrosius Kodo, ingin program edukasi CBP Rupiah yang digagas BI NTT ini menumbuhkan kesadaran generasi muda.

"Untuk menghargai, menggunakan, serta memahami nilai rupiah secara bijak," tukasnya.

Ambros pun mencontohkan merawat rupiah dengan menggunakan dompet panjang agar uang kertas tidak terlipat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team