Ilustrasi atur keuangan (Freepik/ramlink)
Untuk mengatasi kekurangan kapasitas gudang penyimpanan beras, Bulog telah diminta berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan serta Dinas Koperasi dan UKM NTB. Gudang-gudang penyimpanan beras dan KUD diminta dioptimalkan agar penugasan penyerapan 551 ribu ton gabah mencapai target.
"Karena potensi gabah kita 1,4 juta ton gabah atau 800 ribu ton beras setahun. Artinya kita gak kurang stok beras," jelas Wirajaya.
Selain itu, Pemprov NTB juga mengusulkan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas) agar memberikan fleksibilitas harga beli gabah petani kepada Bulog. Selama ini, Bulog terkadang tidak maksimal melakukan penyerapan gabah petani karena harga beli harus sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Sehingga, mereka kadang-kadang kalah dengan pengusaha beras yang berani membeli di atas HPP. "Itu saya usulkan ke Bapanas supaya dia bisa bersaing dengan pengusaha. Sekarang dipatok harga gabah basah Rp6.500 per kilogram. Gabah kering giling Rp8.000 per kilogram. Pengusaha itu di atas itu dia beli supaya dapat gabah," terangnya.