Siswa rela angkut bangku untuk belajar di SDN 3 Bukit Tinggi yang digusur bendungan Meninting (IDN
Setelah melewati jalan setapak sekitar 400 meter dari area pembangunan Bendungan, tampak dari jembatan penghubung Dusun Murpadang dari desa induk Bukit Tinggi mulai kena penimbunan material pembangunan bendungan.
Tampak dari kejauhan, beberapa siswa rela basah-basahan mengangkat puluhan bangku dan meja menuju rumah ibu Aisah, istri dari Abdullah warga Dusun Murpadang.
Rumah milik Aisah pun sudah menjadi sekolah darurat bagi 64 siswa SDN 3 Bukit Tinggi sejak bangunan sekolah digusur bangunan bendungan tahun 2019 lalu.
“Ayo semangat,” cetus Nizam Fahmi (11) Siswa kelas 4 SDN bersama Akil (7) dan Sidik (7) yang baru duduk di bangku kelas 3 SDN Bukit Tinggi. Mereka saling membahu menopang bangku untuk belajar di Rumah Ibu Aisah.
Bangku yang diangkut menggunakan dua bilah bambu itu, kata Nizam, akan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah Darurat SDN 3 Bukit Tinggi.
Dari pinggir kali Dusun Murpadang, ketiga siswa itu pun mengangkat bangku sejauh sekitar 500 meter. Mereka terus melewati jalanan setapak yang terus menanjak menuju Rumah Ibu Aisah.
Tampak jelas raut wajar Nizam, Akil dan Sidik tak memperlihatkan raut wajah mengeluh. Setelah bangku yang diangkat sampai ke Rumah Ibu Aisah, Nizam, Akil dan Sidik pun kembali belajar di sekolah darurat.
Dulunya rumah Ibu Aisah berada di dekat bangunan Bendungan. Dia terpaksa pindah karena digusur bangunan bendungan.
“Bangku ini katanya dapat sumbangan setelah ditelepon oleh Kepala Sekolah SDN 2 Bukit Tinggi. Tapi saya tidak tahu sumbangan dari mana,” kata Sariu, Kepala Sekolah SDN 3 Bukit Tinggi kepada IDN Times, Kamis (21/4/2022).
Sariu menduga, puluhan bangku dan meja untuk perlengkapan sekolah itu adalah sumbangan dari PT yang membangun proyek Bendungan Meninting.