Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250821_181718.jpg
Korban saat di rawat di Puskesmas Selong Lotim (IDN Times/Ruhaili)

Lombok Timur, IDN Times – Kasus keracunan makanan dari menu Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi pada siswa. Kali dialami oleh sejumlah siswa SMK Karya Adi Husada di Kelurahan Rakam, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), Nusa Tenggara Barat (NTB).

Insiden ini diduga terjadi setelah mereka menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang didistribusikan oleh Dapur RA. Kartini Rakam pada Selasa (19/8/2025).

1. Sumber keracunan diduga dari ayam goreng

Korban saat mendapatkan perawatan di Puskesmas Selong (IDN Times/Ruhaili)

Salah satu korban, Cici Widia Astuti, siswi kelas III SMK tersebut, menuturkan kronologinya dari ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Puskesmas Selong. Ia mengaku mengalami gejala mual, muntah, pusing, dan diare beberapa jam setelah menyantap menu MBG yang terdiri dari ayam goreng, sayur wortel, dan tahu.

Cici menambahkan bahwa ia mencurigai ayam goreng dalam menu tersebut sebagai sumber masalah karena mengeluarkan aroma yang tidak sedap.

"Saya tidak makan apa pun selain makanan dari MBG itu. Setelah menyantapnya, saya merasa mual dan akhirnya muntah. Dari jam 3 dini hari sampai azan subuh, saya beberapa kali buang air besar. Hingga hari kedua (Rabu), kondisi tidak membaik, sehingga saya dibawa ke puskesmas. Beberapa teman saya juga mengalami hal yang sama," ujar Cici, Kamis (20/8/25).

2. Tunjukkan gejala keracunan

Gedung sekolah SMK Karya Adi Husada (IDN Times/Ruhaili)

Mustiadi, seorang tim medis di Puskesmas Selong, membenarkan bahwa sejumlah pasien yang datang menunjukkan gejala keracunan makanan. Hal itu ditandai dengan gejala mual, muntah disertai diare.

"Dari hasil observasi, pasien mengalami mual, muntah, yang disertai diare. Kami melakukan perawatan intensif untuk menangani kondisi mereka," jelasnya.

3. Keterlambatan distribusi diduga jadi pemicu

SPPglG Dapur RA Kartini Rakam (IDN Times/Ruhaili)

Yang disayangkan, jarak antara Dapur RA. Kartini Rakam dan SMK Karya Adi Husada sangat dekat, hanya sekitar 25 meter. Namun, pendistribusian makanan yang seharusnya dikonsumsi pada pagi hari baru dilakukan pada pukul 12.00 siang. Jeda waktu yang cukup lama ini diduga kuat memengaruhi kelayakan konsumsi dan standar gizi makanan tersebut.

Ahli Gizi Dapur RA. Kartini Rakam, Arif Rahman Hakim, mengakui adanya kendala teknis dan keterlambatan dalam proses distribusi. Arif berkomitmen untuk memperketat pengawasan, baik dari segi sajian maupun kualitas makanan yang akan didistribusikan ke depannya.

"Saat ini, kami mengelola 3.302 porsi makan untuk siswa dan Posyandu. Dari peristiwa ini, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan akan mengevaluasi dengan lebih seksama terkait pengolahan maupun distribusi makanan," tegasnya.

Editorial Team