Orang tua korban NI saat menyerahkan surat pernyataan kepada tim kuasa hukum (IDN Times/Istimewa)
Yan mengatakan dari hasil riset yang dilakukannya, ditemukan sejumlah persoalan, yaitu pihak pondok tidak memberikan perlindungan kepada santri.
"Kondisi korban sakit parah tidak inisiatif membawa ke rumah sakit. Tidak ada insiatif mengontak orangtua siswa, yang berinisiatif justru bibi dapur, itu bagi kami sangat aneh," ucapnya.
Setelah keluar dari Pondok, kondisi korban juga tidak pernah ditanyakan oleh pihak Ponpes. Yang ada, tiba-tiba pihak ponpes datang pada Sabtu lalu, dan tanpa pikir panjang meminta damai.
"Permintaan damai langsung ditolak oleh orangtua korban dan melaporkan kasus ini ke pihak berwajib," jelas Yan.
Orangtua korban juga sangat kecewa, karena telah mempercayakan korban sepenuhnya untuk dididik dan dijaga, bukan semata-mata datang mempelajari ilmu agama. Tapi bukannya mendapatkan didikan yang baik, justru korban ditemukan kritis.
"Seharusnya sudah menjadi kewajiban Ponpes untuk menjaga dan merawat santrinya, tapi ini tidak," tegasnya.