Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi alat pengolah sampah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Mataram, IDN Times - Investor asal Australia, PT Geo Trash Management (GTM) akan membangun pabrik pengolahan sampah plastik menjadi solar jenis Dexlite di TPA Regional Kebon Kongok Lombok Barat. Kapasitasnya mencapai 20 ton per hari.

Sebelumnya, GTM telah menempatkan mesin pirolisis yang mengolah sampah plastik menjadi solar di Science Technology and Industrial Park (STIPark) NTB di Banyumulek Lombok Barat dengan kapasitas yang lebih kecil.

"Tahun ini mereka bangun dengan kapasitas 20 ton per hari. Pembangunan pabrik pengolahan sampah plastik jadi solar dexlite ini sudah jalan di STIPark NTB. Mau dibangun pabrik kapasitas 20 ton per hari di TPA Regional Kebon Kongok," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) NTB, Madani Mukarom dikonfirmasi IDN Times di Mataram, 15/2/2022).

1. Satu ton sampah plastik hasilkan 50 liter solar jenis dexlite

Mesin pengolah sampah plastik menjadi solar di STIPark NTB (IDN Times/Muhammad Nasir)

Meskipun NTB bukan daerah penghasil minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Namun dengan adanya pabrik pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) solar jenis dexlite ini, NTB akan punya "sumur" minyak. Karena potensi sampah plastik di NTB mencapai 30 ton lebih per hari.

Madani menyebutkan dalam satu ton sampah plastik akan dihasilkan 50 liter solar jenis dexlite. Sehingga, jika sampah yang diolah sebanyak 20 ton per hari maka dapat dihasilkan 1.000 liter solar.

"Solar yang dihasilkan setara dexlite," tuturnya.

2. Kesinambungan bahan baku

Editorial Team

Tonton lebih seru di