Warga Songak Kecewa BPBD Lotim Tak Respons Laporan Masyarakat

Khawatir angin kencang menumbangkan pohon

Lombok Timur, IDN Times - Puluhan warga Desa Songak Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) memblokir jalan raya Provinsi NTB pada Kamis (14/3/2024) sore. Jalan ini merupakan penghubung antara Kota Selong dengan Kecamatan Keruak. Mereka memblokir jalan menggunakan ranting pohon yang telah ditebang.

Warga khawatir akibat cuaca buruk berupa angin kencang ini menyebabkan pohon tumbang dan membahayakan bagi pengendara yang melintas dan pemilik rumah. Dampak pemblokiran ini menyebabkan kemacetan total di dua arah, yaitu dari Selong ke Keruak dan sebaliknya hingga lebih dari satu kilometer.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim menanggapi persoalan itu. Pihak BPBD membantah tidak merespons laporan warga setempat.

1. Kecewa karena tidak direspons

Warga Songak Kecewa BPBD Lotim Tak Respons Laporan MasyarakatWarga Songak memblokir jalan raya dengan pohon (IDN Times/Ruhaili)

Warga memblokir jalan, karena kecewa laporan mereka terkait permohonan penebangan pohon yang berada dipinggir jalan tidak di respons oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Tata Kota (DLHK) Lotim dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim. Padahal kondisi pohon sudah mau roboh akibat ditiup angin kencang. Satu rumah warga sudah ditimpa pohon yang roboh karena ditiup angin.

"Sebelum kejadian pohon roboh ini sudah kita laporkan tapi tidak ditanggapi, padahal ini sangat membahayakan pengendara jalan dan pemilik rumah," ungkap sala seorang warga Hubbul Wathani.

Yang membuat warga geram, karena alasan DLHK dan BPBD yang menurut warga tidak masuk akal, yaitu tidak ada biaya operasional karena bahan bakar kendaraan dan peralatan pemotong pohon habis.

"Katanya gak ada minyak (bensin), terus kemana anggaran minyak ini," kesalnya.

Baca Juga: Innalillahi, Imam Salat Tarawih di Lotim Meninggal pada Rakaat ke-6

2. Paksa pengendara putar arah

Warga Songak Kecewa BPBD Lotim Tak Respons Laporan MasyarakatRibuan pengendara roda dua dan roda empat dipaksa putar balek (IDN Times/Ruhaili)

Hubbul Wathani mengatakan blokir jalan ini tidak akan dibuka sampai semua pohon yang ada di pinggir jalan raya Songak ini tuntas ditebang. Karena akibat angin kencang ini, pohon tersebut sangat membahayakan pengendara, pejalan kaki dan penghuni rumah yang berada di dekat pohon.

Sementara itu, dampak dari pemblokiran jalan ini menyebabkan terjadinya kemacetan panjang. Warga yang memblokir jalan memaksa pengendara untuk memutar kembali untuk mencari jalan alternatif lain.

"Kami tidak akan buka, sampai petugas datang menebang pohon-pohon ini," tegasnya.

Pengendara jalan yang melintas sangat kecewa dengan aksi pemblokiran jalan ini, karena dipaksa putar arah dan mencari alternatif jalan lain.

Samsul Mujahidin salah seorang pengendara mengaku sangat dirugikan dengan aksi ini, karena dipaksa putar balik. Sementara jalan alternatif sangat jauh menuju Keruak, karena jalan memutar 3-5 kilometer.

Sementara itu, di tempat kejadian, tidak ada petugas polisi yang mengamankan aksi protes warga. Padahal ini sangat merugikan pengendara jalan. Sedangkan yang terlihat hanya petugas Polmas.

"Ini aksi sangat merugikan kita, mereka sangat arogan hanya mementingkan diri sendiri," ungkapnya.

3. BPBD bantah tidak tanggap

Warga Songak Kecewa BPBD Lotim Tak Respons Laporan MasyarakatKepala BPBD Lotim Lalu Mulyadi saat menangani pohon tumbang (IDN Times/Ruhaili)

Menanggapi persoalan ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim Lalu Mulyadi membantah tidak tanggap dan tidak merespons laporan dari masyarakat Desa Songak karena alasan peralatan yang habis bahan bakar.

Saat kejadian, sebutnya, ada lima kejadian pohon tumbang yang menghalangi jalan, yaitu laporan pertama di Pasar Hewan Masbagik, kedua Pasar Pancor, ketiga Lando Terara dan terakhir Songak.

"Petugas bukan tidak tanggap, tetapi saat itu karena lagi menangani pohon tumbang di tempat lain yang menghalangi jalan," ungkap Mulyadi. 

Mulyadi mengatakan saat kejadian pohon tumbang di Desa Songak itu bersamaan dengan kajadian pohon tumbang di Pasar Pancor. Laporannya lebih dulu masuk sehingga duluan ditangani.

"Karena kami sedang menangani pohon tumbang lainnya, makanya laporan itu kami teruskan ke DLHK, tapi itu tetap kita tangani, pukul 21.00 WITA sudah tuntas dan jalan blokir sudah dibuka," pungkasnya.

Baca Juga: Taruhan Balap Lari dan Balap Liar di Lotim Semakin Marak saat Ramadan

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya