Bank Dunia Kecewa, Progres Pengerjaan SPAM di Lotim Jauh dari Target

Bank Dunia pertanyakan komitmen Pemkab Lotim

Lombok Timur, IDN Times - Perwakilan Bank Dunia (World Bank) kembali turun meninjau progres pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan Lombok Timur (Lotim) pada Senin (26/2/24). Dalam kunjungannya, Bank Dunia belum puas melihat progres pengerjaan proyek SPAM yang sampai sekarang belum kunjung tuntas.

Bank Dunia juga mempertanyakan komitmen Pemkab Lotim mengawal keberlanjutan proyek ini. Terlebih lagi Pemkab Lotim juga telah mendapatkan dana pendampingan untuk menuntaskan proyek tersebut.

1. Pertanyakan komitmen Pemkab Lotim bangun 7000 sambungan rumah

Bank Dunia Kecewa, Progres Pengerjaan SPAM di Lotim Jauh dari TargetPerwakilan Bank Dunia saat meminta data progress sambungan rumah proyek SPAM Pantai Selatan (IDN Times/Ruhaili)

Bukan hanya tidak puas dengan progres pembangunan proyek SPAM, Bank Dunia juga tidak puas dengan komitmen Pemkab Lotim untuk keberlanjutan proyek SPAM. Terutama terkait dengan distribusi air ke masing-masing rumah warga, yaitu komitmen pembangunan 7000 sambungan rumah. 

"Kita mempertanyakan Komitmen Pemkab Lotim terkait dengan pembangunan 7000 sambungan rumah tersebut," ujar Senior Spesialis Pembangunan Perkotaan pada Bank Dunia Evi Hermirasari, Senin (26/2/2024).

Menurutnya, Pemkab Lotim harusnya bisa mempresentasikan informasi yang lebih komprehensif dan mendalam tentang rencana dan realisasi 7000 sambungan rumah itu di setiap desa sasaran. 

"Harusnya kita diberikan data secara representatif akan gambaran yang komprehensif dari komitmen itu. Harusnya berbagai pihak terkait yang mengawal proyek ini semestinya bisa memberikan penjelasan secara detail terkait rencana keberlanjutan pengelolaan dan pemeliharaan proyek ini," kata Evi.

Tidak hanya sambungan rumah, Evi juga mempertanyakan bisnis plan dari PDAM. Hal ini untuk memastikan kelancaran program untuk 5 tahun ke depan dalam pengelolaannya.

"Kami meminta supaya dipaparkan 900 SR yang sudah disambungkan oleh Pemkab Lotim, bagaimana skemanya apakah sudah dipetakan. Dengan demikian, maka kita akan tahu target yang dicapai, tapi ini tidak apa yang telah dijanjikan pada tahun 2022 itu sampai sekarang kami belum dapatkan progresnya," ujarnya.

Baca Juga: Dua Anggota PPS dan Satu Linmas di Lotim Meninggal Akibat Kelelahan

2. Desak sambungan rumah dipercepat

Bank Dunia Kecewa, Progres Pengerjaan SPAM di Lotim Jauh dari TargetPemasangan jaringan pipa proyek SPAM Pantai Selatan Lotim (IDN Times/Ruhaili)

Karena progres yang lambat, Evi meminta supaya pemasangan SR proyek SPAM ini dipercepat. Begitu pula dengan penghitungan Detail Engineering Design (DED), menurut Evi, itu juga supaya segera mungkin direalisasikan sesuai dengan apa yang telah dipaparkan Pemkab Lotim pada akhir tahun 2023 lalu.

"DED jika memungkinkan 1 bulan. Kalau tidak demikian target tidak tercapai. Lelang 3 bulan selanjutnya konstruksi 6 bulan. Sudah masuk akhir tahun dong," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga meminta pada sisa waktu pengerjaan dua bulan ini supaya bisa dimaksimalkan dengan sebaik mungkin agar proyek SPAM bisa tuntas 100 persen. Progres pengerjaan sekarang ini terbilang belum begitu memuaskan karena baru sekitar diangka 81 persen. Itu artinya jauh dari pencapaian yang diharapkan.

"Kita minta Pemkab Lotim dan BPPW NTB supaya segera menuntaskan kegiatan yang sudah diprogramkan. Terutama berkaitan dengan target 8.000 sambungan yang menggunakan dana pendampingan," pungkasnya.

3. Pemkab Lotim belum bisa memberikan penjelasan

Bank Dunia Kecewa, Progres Pengerjaan SPAM di Lotim Jauh dari TargetPerwakilan Bank Dunia saat meninjau progress proyek SPAM Pantai Selatan Lotim (IDN Times/Ruhaili)

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Lotim Achmad Dewanto Hadi yang hadir dalam pertemuan itu belum bisa memberikan penjelasan secara rinci berkaitan dengan berbagai hal yang dipersoalkan oleh Bank Dunia.

"Kami akan upayakan untuk menyampaikan berbagai persoalan tersebut melalui zoom meeting, yang jelas kami berkomitmen untuk menuntaskannya," imbuhnya.

Baca Juga: Harga Beras Tembus Rp19 Ribu, Pemprov NTB: Kenyang Tidak Harus Nasi

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya