Angka Kemiskinan Lotim Semakin Parah, Jumlahnya Meningkat 8.566 Jiwa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Timur, IDN Times - Angka kemiskinan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tahun 2023 mengalami peningkatan. Dari 189.064 jiwa atau 15,14 persen di tahun 2023, meningkat sebanyak 8.566 jiwa. Kini jumlahnya menjadi 197.630 atau 15,63 persen. Sebanyak 50,908 kepala keluarga merupakan miskin ekstrem
Meningkatnya angka kemiskinan di Lotim dipicu menurunnya daya beli masyarakat karena dampak Elnino, serta harga bahan pokok yang meningkat drastis. Selain itu disebabkan oleh penyaluran bansos yang didug tidak tepat sasaran.
1. Peningkatan tidak terlalu signifikan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur, Muhadi mengatakan, jika melihat persentase kenaikan, peningkatan kemiskinan di Lotim tidak terlalu signifikan. Tetapi angka tersebut terlihat tinggi karena jumlah penduduk Lotim yang mencapai satu per tiga penduduk NTB.
Muhadi mengatakan dari data BPS tahun 2022, jumlah penduduk miskin berjumlah 189.064 jiwa, meningkat menjadi 197.630 jiwa. Itu disebabkan berbagai faktor, yaitu menurunya daya beli masyarakat karena tingginya harga bahan pokok, jumlah anggota keluarga dan pendapatan yang kecil.
"Disebabkan juga karena penanganan yang belum maksimal, seperti penyaluran bansos yang tidak tepat sasaran," terang Muhadi Senin (29/4/24).
Baca Juga: KPU dan Bawaslu Lotim Rekrut Ulang PPK dan Panwascam untuk Pilkada
2. Kemiskinan semakin parah
Muhadi mengatakan bahwa pada tahun 2023 kedalaman dan keparahan kemiskinan di Lombok Timur semakin parah ketimbang tahun 2022 lalu. Dari 2,58 menjadi 3,57 tingkat kedalaman, sehingga memungkinkan jumlah angka kemiskinan akan semakin meningkat. Karena semakin dalam tingkatannya, maka semakin banyak masyarakat yag masuk dalam garis kemiskinan.
"Kalau dilihat dari kedalaman dan keparahannya, tahun 2023 itu lebih dalam dan lebih parah tingkat kesenjangannya," terangnya.
Angka per kapita di lotim juga mengalami penurunan, pada tahun 2022 pendapatan per kapita penduduk miskin mencapai Rp546.404, ini menurun menjadi Rp503.525 per bulan.
"Penurunan dipicu karena sulit mendapatkan pekerjaan," pungkas Muhadi.
3. Telah melakukan upaya maksimal
Menanggapi ini, Pj. Bupati Lombok Timur H. Muhammad Juaini Taofik mengatakan, untuk penanganan kemiskinan ini, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaring masyarakat miskin ekstrem, seperti bekerja sama dengan beberapa NGO dan penanganan melalui CSR BUMD. Akan tetapi ia mengaku hal tersebut tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Pemda. Angka kemiskinan ekstrem tidak bisa kita koreksi sendiri, tetapi harus melalui kerja sama semua pihak.
"Kita sudah MoU dengan NGO Islamic Relief, program yang dibawa oleh yayasan tersebut diharapkan dapat mengubah nasib masyarakat di daerah ini, terutama untuk 50.908 KK masyarakat di Lombok Timur merupakan masyarakat dengan kemiskinan ekstrem,” terangnya.