Lombok Timur, IDN Times – Kabut tebal disertai hujan menyelimuti kawasan puncak Gunung Rinjani pada Rabu siang (25/6/2025), menciptakan suasana suram dan penuh ketegangan. Di tengah jarak pandang yang sangat terbatas, tim Search and Rescue (SAR) bersama puluhan relawan bahu-membahu mengevakuasi jenazah Juliana Marins dari jurang berkedalaman 600 meter menuju permukaan.
Udara dingin menusuk, tanah licin bercampur pasir dan medan curam tak menyurutkan semangat tim penyelamat. Dengan langkah perlahan namun penuh tekad, mereka saling memberi aba-aba di antara suara napas yang terengah-engah.
“Jalan terus, pelan-pelan, adeng-adeng (pelan-pelan), ndek man juluk olek (tunggu sebentar kawan-kawan), maju, taek (naik)!,” terdengar lantang dari para rescuer yang saling bersahutan, berjuang menjaga keseimbangan sambil menarik tali yang terhubung ke kantong jenazah berisi tubuh Juliana.
Potongan momen haru itu terekam dalam video yang dibagikan oleh Tim SAR Unit Lombok Timur pada Rabu siang. Sekitar 20 orang tampak menarik tali dengan penuh kehati-hatian, memastikan jenazah Juliana dapat terangkat perlahan tanpa tersangkut di bebatuan curam.
Momen yang paling dinanti itu akhirnya tiba. Jenazah Juliana berhasil dievakuasi dari jurang curam menuju permukaan Gunung Rinjani. Setelah berhari-hari dalam pelukan alam, Juliana akhirnya akan pulang. Selanjutnya, ia akan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB untuk proses identifikasi sebelum dipulangkan ke negara asalnya, Brasil.