Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ribuan Hektare Tanaman Jagung di Lotim Terancam Gagal Panen

Kondisi lahan jagung di desa Sekaroh Lotim (dok. Istimewa)

Lombok Timur, IDN Times - El Nino hingga saat ini masih memberikan dampak buruk terhadap petani di Kabupaten Lombok Timur (Lotim). Di bagian selatan Lotim, khususnya di kecamatan Jerowaru sudah kurang lebih sebulan tidak turun hujan. Dampaknya, ribuan hektare tanaman jagung di wilayah Lotim terancam gagal panen.

Para petani di wilayah Lotim sudah pasrah dengan kondisi ini. Mereka mengaku tidak bisa berbuat banyak akibat kekeringan. Hal ini dikhawatirkan menyebabkan produksi jagung di Lotim turun lebih dari 50 persen. 

1. Petani akui gagal total

Lahan tanaman jagung layu karena kekurangan air (dok. Istimewa)

Rizal, salah seorang petani Jagung di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru menyebut hampir semua petani jagung tahun ini mengalami gagal total. Karena jagung yang ditanam hampir seluruhnya telah mati karena kekeringan. Kalau pun ada yang tumbuh, hanya sebagian kecil, itu pun tidak bisa tumbuh maksimal.

Ia mengatakan sejak ditanam pada saat turun hujan pertama di bulan November 2023 lalu, hingga saat ini tidak pernah lagi turun hujan. Hujan hanya gerimis kecil dan tidak membuat tanah menjadi basah. Kondisi tersebut menyebabkan rugi total. Kerugian per hektare mencapai Rp50 juta.

"Mau tanam lagi sudah gak bisa karena sudah tidak ada biaya. Utang di bank sudah tidak bisa dibayar," keluhnya.

Rizal mengatakan di Kecamatan Jerowaru, ada enam desa yang mengalami gagal total.  Di antaranya Desa Wakan, Pare Mas, Pemongkong, Ekas Buana, Kuang Rundun, Serewe dan Sekaroh.

"Itu semuanya gagal totol 100 persen," sebutnya.

2. 4.045 hektare lahan jagung terdampak kekeringan

Petugas Dinas Pertanian Lotim saat turun mengecek kondisi lahan jagung (dok. Dinas Pertanian Lotim)

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Lotim, H. Badarudin menjelaskan, salah satu sentra produksi tanaman jagung di Lotim yang terdampak El Nino yaitu Kecamatan Jerowaru. Di sentra ini, total luas areal tanaman jagung yang telah ditanami sejak Desember 2023 seluas 4.625 hektare. Dari jumlah tersebut 4.045 hektare dalam kondisi terancam gagal panen.

"Hasil pemantauan kami selama Januari 2024 ini, terlihat tanaman jagung sudah mulai layu karena selama beberapa hari lamanya tak terkena guyuran air hujan," ucapnya.

Ia mengatakan bahwa kondisi tanaman jagung saat ini sudah cukup parah. Jika sampai 45 hari ke depan tidak turun hujan, maka tanaman jagung dipastikan akan rusak.

"Ini yang jadi kekhawatiran kami, kalau sampai tidak turun hujan maka akan gagal panen," imbuhnya.

3. Produksi jagung Lotim menurun 50 persen

Ilustrasi tanaman jagung (dok. Istimewa)

Kondisi tanaman jagung yang mengalami kerusakan ini berdampak pada menurunnya tingkat produktivitas lahan jagung. Pada kondisi normal, produksi bisa mencapai 10-12 ton, namun kini diperkirakan hanya 5-6 ton per hektare. Sehingga jika dihitung secara keseluruhan, produksi jagung tahun ini akan berkurang sekitar 12 ribu ton.

Berkurangnya jumlah produksi tersebut akan berdampak pada ketersediaan stok dan harga jagung. Guna menjaga ketersediaan jagung ini, pihaknya akan memanfaatkan wilayah potensial seperti Pringgabaya dan Sambelia untuk menanam jagung. 

"Wilayah Utara Lotim ini diketahui mulai tanam belakangan. Kalau pun ada yang sudah tanam, ada sumur bor juga yang bisa selamatkan," terangnya.

H. Badarudin mengatakan bahwa dalam mengantisipasi persoalan ini, pihaknya sudah bertemu dengan petani jagung di wilayah Jerowaru. Tujuannya guna melakukan pendekatan dan mencari alternatif agar tidak terjadi gagal panen. Salah satunya ditangani menggunakan pompa air. 

"Karena lahan di perbukitan, tidak ada upaya lain, kalau harapkan air agak susah karena tak ada sumber karena semua areal merupakan tadah hujan," ucapnya. 

Ia mengatakan bahwa Pemerintah siap memberikan bantuan bibit jagung dari bantuan cadangan benih nasional, jika petani ingin menanam ulang. Akan tetapi, petani menolak dan lebih memilih menanam tembakau dengan harapan bisa mengganti kerugian tanam jagung yang gagal. 

"Yang gagal, siap kita bantu benih namun petani khawatir gagal lagi sehingga tak mau tanam jagung musim tanam ini, tetapi kita akan berikan bantuan bibit pada musim berikutnya," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
Ruhaili
Linggauni
EditorLinggauni
Ruhaili
EditorRuhaili
Follow Us