Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20251013_115907.jpg
Gubernur NTT Melki Laka Lena respon pemangkasan TKD. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Kupang, IDN Times- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, merespons pemangkasan dana Transfer ke Daerah (TKD) 2026 yang disahkan oleh DPR RI. Jika sebelumnya TKD bagi seluruh daerah sebesar Rp848 triliun, kini turun menjadi Rp650 triliun. Melki merespons pemangkasan ini dengan tenang. Justru menurut dia pemerintah dan masyarakat harus lebih kreatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Kita harus menyiasati dengan baik karena ini ada pola anggaran yang berubah. Jadi kalau dulu kita dikasih uang untuk kita kelola, hari ini dikurangi tapi ada dalam program pemerintah daerah. Kita harus jadi orang yang lebih kreatif lagi," jawab dia di Kupang, Senin (13/10/2025).

1. Dorong keterlibatan dengan SPPG

SPPG Tambolaka ini kita memanfaatkan petani lokal, peternak, dan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya untuk program MBG. (Dok. Tim Komunikasi Prabowo)

Melki malah mendorong agar masyarakat dapat terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) seperti sebagai pemasok bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Ia ingin memaksimalkan ini agar keberadaan dapur-dapur SPPG bisa melibatkan pelaku pertanian, perkebunan, hingga perikanan.

Pemerintah Provinsi NTT, lanjut dia, mendorong tumbuhnya sektor kewirausahaan dan terlibat juga dalam program daerah seperti One Village One Program (OVOP).

"Saya bilang tadi kita masih mendorong agar enterpreunership di NTT mesti bertumbuh, mulai OVOP, Dapur NTT, NTT Mart, Dapur SPPG juga kita dorong anak NTT jadi pemilik dan menggerakkannya," lanjut dia.

2. Dorong pendidikan wirausaha

ilustrasi rupiah (unsplash.com/Mufid Majnun)

Selain sektor swasta, Melki bakal mendorong sektor pendidikan dapat berorientasi pada pola kewirausahaan juga.

"Sekolah-sekolah juga kita dorong ke arah sana, bukan cuma akademik, karakter dan moral tapi juga berpikir entrepreneurship sehingga bisa jadi penggerak ekonomi," tukasnya.

Ia menyebut ini guna merespon pemangkasan yang dialami NTT ini sekitar Rp300 miliar pada 2026 mendatang. Pemangkasan TKD di tengah kebijakan efisiensi anggaran ini pun bakal dibahasnya lagi.

"Plus minus Rp300 miliar untuk 2026. Ini yang kita mau bahas lagi dengan DPRD dan dari anggaran perubahan sudah ada penilaian dari Kemendagri," tambah dia.

3. Alokasi TKD ke NTT sudah turun

Segepok uang tunai pecahan Rp100 ribu jadi barang bukti kasus penggelapan dana Bank Jateng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Pengurangan alokasi TKD ke NTT sendiri sudah dialami tahun 2025 ini. Alokasi TKD ke NTT sejumlah Rp34,85 triliun, turun dari Rp37,98 triliun pada 2024.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) NTT, Catur Ariyanto Widodo, menyatakan ini dalam rilisnya beberapa waktu lalu. Ia menyebut TKD memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas keuangan daerah, meskipun ada penurunan alokasi pada 2025. Salah satu komponen dari TKD yang berkurang ialah Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dari Rp 3,22 triliun menjadi Rp 1,89 triliun.

Pemangkasan TKD ini membuat 18 gubernur yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) menemui Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, 7 Oktober lalu. Melki sendiri tak ikut dalam rombongan itu.

Editorial Team