Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). (ANTARA FOTO/Reza Novriandi)
Pemerintah Malaysia saat ini tengah melakukan evaluasi sistem perekrutan CPMI. Disnaker tidak mengetahui pasti sampai kapan perekrutan dihentikan.
"Posisi kita sekarang menunggu keputusan dari Malaysia kapan dibuka kembali," imbuhnya.
Penghentian perekrutan ini berdampak cukup besar terhadap Lotim, karena Malaysia menjadi negara paling banyak yang dituju oleh CPMI dari Lotim. Berdasarkan data tahun 2023, jumlah CPMI yang mendaftar sebanyak 10 ribu orang dan itu didominasi tujuan ke Malaysia.
Minat warga Lotim untuk bekerja ke Malaysia masih sangat tinggi, hal itu karena biaya ke Malaysia yang jauh lebih murah. Selain itu tidak membutuhkan skill khusus karena kebanyakan bekerja di ladang dan perkebunan, serta proses administrasi yang lebih cepat dibandingkan bekerja ke negara lain.
"Kalau ke negara-negara lain seperti ke Taiwan, Arab Saudi, Korea itu biayanya cukup mahal dan membutuhkan keahlian khusus, kalau ke Malaysia kan tidak terlalu dilihat," pungkasnya.