Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan pada Senin (6/1/2025). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan pada Senin (6/1/2025). (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Intinya sih...

  • Baru terbentuk 62 dapur dari total 159 dapur MBG di Lotim, terkendala kekurangan tenaga ahli gizi.

  • Menu makanan di setiap dapur MBG beragam, tetapi tetap mengutamakan bahan lokal dan standar gizi yang ditetapkan oleh ahli gizi.

  • Kesejahteraan pekerja dapur, termasuk ahli gizi, terjamin dalam BPJS Ketenagakerjaan

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lombok Timur, IDN Times – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) telah berjalan 8 bulan sejak pertama kali diluncurkan Januari 2025 lalu di Kecamatan Sakra. Pelaksanaan MBG di Gumi Patuh Karya masih belum berjalan maksimal, sebab lebih banyak sekolah yang belum menikmati program andalan Presiden Prabowo tersebut.

Belum meratanya pelaksanaan MBG ini karena terkendala sejumlah persoalan, salah satunya kekurangan tenaga ahli gizi. Kendala ini menyebabkan pembangunan dapur MBG belum dapat mencapai target yang ditetapkan.

1. Baru terbentuk 62 dapur

Koordinator Wilayah MBG Lotim Agamawan (IDN Times/Ruhaili)

Koordinator Wilayah MBG Lombok Timur, Agamawan mengungkapkan, untuk Lotim total sebanyak 159 dapur MBG yang akan dibangun untuk melayani sekolah-sekolah yang tersebar di 21 kecamatan. Dari jumlah kebutuhan tersebut, hingga saat ini baru terbentuk sebanyak 62 dapur. Kendala pembangunan dapur tersebut disebabkan karena kekurangan tenaga ahli gizi.

“Total jumlah dapur MBG di Lotim sebanyak 159. Tapi sampai sekarang baru ada 62 dapur. Kita masih terkendala dengan tenaga ahli gizi,” ucap Wawan.

Keberadaan ahli gizi, yang direkrut melalui Badan Gizi Nasional (BGN), disebutkan Wawan memiliki peran yang sangat krusial. Mereka bertugas memastikan standar gizi dari setiap makanan yang disajikan kepada para siswa terpenuhi dengan baik.

“Peran ahli gizi ini sangat penting untuk memastikan standar gizi makanan yang disajikan kepada para siswa terpenuhi,” ujarnya.

2. Utamakan bahan lokal

Kepala BGN, Dadan Hindayana dan Menko Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimmin Iskandar kala meninjau salah satu dapur MBG di Sleman.. (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Wawan menjelaskan bahwa menu makanan di setiap dapur MBG bisa beragam, karena mitra pelaksana yang berbeda-beda, namun tetap mengutamakan bahan-bahan lokal. Meski beragam, siklus menu diulang setiap dua minggu sekali dengan standar gizi yang telah ditetapkan oleh ahli gizi.

“Standar gizinya tetap ditentukan oleh ahli gizi. Terkadang menu juga disesuaikan dengan permintaan anak-anak, tetapi yang utama harus memenuhi standar gizi,” sebutnya.

Wawan menambahkan bahwa perlu adanya edukasi kepada pihak sekolah dan siswa mengenai perbedaan antara makanan yang enak dan makanan yang sehat. Ia menekankan bahwa menu MBG dirancang dengan standar kesehatan, yang rasa dan penyajiannya mungkin berbeda dengan makanan rumahan.

“Kita harus bisa membedakan mana makanan enak dan sehat. Yang namanya makan sehat itu tidak selalu tentang rasa. Menu MBG ini tidak sama dengan menu di rumah masing-masing,” jelas Agamawan.

3. Kesejahteraan pekerja dapur terjamin

Kapolres Empat Lawang saat menyidak dapur MBG Tebing Tinggi. (Dok. Polres Empat Lawang)

Terkait kesejahteraan pekerja dapur, Wawan menyatakan bahwa seluruh pekerja, termasuk ahli gizi, telah terakomodir dalam BPJS Ketenagakerjaan. Hingga saat ini, sekitar 15 hingga 16 dapur MBG yang pekerjaannya sudah tercakup dalam program jaminan sosial tersebut. Selain itu, diberikan juga gaji yang cukup.

“Setiap ada calon pekerja baru langsung diarahkan untuk mendaftar. Di setiap dapur ada 47 pekerja yang direkrut oleh mitra, termasuk di dalamnya ada ahli gizi,” tandasnya.

Editorial Team