Ilustrasi tanam padi (merdeka.com)
Fathul meminta Bulog memaksimalkan penyerapan gabah petani untuk menambah stok pangan di NTB. Namun permasalahan yang dihadapi Bulog NTB adalah pembelian gabah petani yang mengacu Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp7.400 per kilogram.
Sementara para pengepul berani membeli dengan harga di atas HPP. Akibatnya, petani lebih memilih menjual gabah ke pengepul daripada ke Bulog.
"Makanya konteksnya kita ingin harga gabah kering giling bisa disesuaikan dengan kondisi di lapangan, ada fleksibilitas harga. Sehingga Bulog bisa bersaing dengan para pengepul yang ada," pinta Fathul.
BPS merilis luas panen padi di NTB pada 2024 diperkirakan sekitar 280,03 ribu hektare, mengalami penurunan sebanyak 7,49 ribu hektare atau 2,60 persen dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 287,51 ribu hektare.
Produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 1,45 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 85,09 ribu ton GKG atau 5,53 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebesar 1,54 juta ton GKG.
Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 827,81 ribu ton, mengalami penurunan sebanyak 48,46 ribu ton atau 5,53 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebesar 876,27 ribu ton.