Presiden Prabowo Kurbankan 30 Ekor Sapi di NTT

Kupang, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto mengurbankan 30 ekor sapi ke Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Idul Adha mendatang. Kepala Dinas (Kadis) Peternakan Provinsi NTT, Yohanes Oktovianus, menyampaikan jumlah kurban sapi dari presiden tahun ini lebih banyak, karena ada 7 kabupaten yang mendapat dua ekor.
Oktovianus menyebut sapi-sapi ini dibeli dari para peternak lokal di NTT yang diberikan ke 22 kabupaten dan kota 1 ekor untuk pihak provinsi. Sapi ini akan diserahkan paling lambat pada 5 Juni mendatang.
1. Syarat berat minimal

Kabupaten yang mendapat dua sapi kurban dari Presiden Prabowo ini ialah Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Alasannya, lanjut dia, karena sapi di daerah tersebut tidak memenuhi syarat berat minimal 800 kilogram (kg) yang diinginkan oleh presiden.
"Yang dapat dua ekor karena bobot sapinya di bawah 600 kg. Semua beliau ambil dari peternak lokal dan memang sapi-sapi terbaik. Transaksi langsung dari Sekretariat Kepresidenan dengan peternak," ungkapnya.
2. Terberat Sapi Angus

Oktovianus menyampaikan jenis sapi Angus menjadi yang terberat di antara 30 ekor lainnya yang dikorbankan saat Idul Adha nanti. Sapi Angus dari Prabowo ini berbobot 911 kg dan diberi ke pihak Pemprov NTT. Jenis lainnya seperti Limousin, Simental, Brahman, Ongole dan Bali diberi ke masing pemerintah kabupaten dan kota.
"Jadi dibeli dari peternak lokal dan tersebar di 22 daerah lainnya. Paling berat itu 911 kg jenis Angus. Tidak ada yang sampai 1 ton," kata dia.
Kriteria sapi yang dibeli juga harus harus jantan, memiliki penyakit atau cacat, tidak dikebiri, cukup umur, dan juga sesuai berat minimal tersebut.
3. Lalui pemeriksaan kesehatan

Ia juga menegaskan 30 ekor sapi kurban dari Presiden Prabowo ini dijamin kesehatannya karena melalui pemeriksaan medis oleh dokter hewan. Para peternak juga memiliki teknik perawatan khusus untuk menjaga kesehatan semua sapi kurban ini.
"Itu pasti, perawatannya dan kesehatannya dipantau oleh dokter hewan. Kita dari Dinas Peternakan Provinsi NTT maupun di kabupaten dan kota memfasilitasi mencari ternak yang terbaik dan transaksi langsung dengan pihak istana," ujarnya.