ilustrasi beras (unsplash.com/Emma Miller)
Pimpinan Wilayah Bulog NTB Sri Muniarti menjelaskan beras impor yang didatangkan ke NTB berdasarkan Rakortas Pemerintah Pusat pada tahun 2024 dalam rangka percepatan penerimaan Importasi CBP Luar Negeri Periode Tahun 2024 (dedicated), Bulog Kanwil NTB melalui Pelabuhan Lembar menjadi salah satu destinasi kedatangan beras impor dimaksud.
Dalam keterangannya, Sri mengatakan saat ini sedang berlangsung proses bongkar beras eks Myanmar sebanyak 5.900 ton yang akan digunakan untuk penguatan stok CBP di Provinsi NTB.
Diantaranya untuk kebutuhan penyaluran Program Bantuan Pangan tahun 2025, Penjualan Beras SPHP dalam rangka stabilisasi pasokan dan harga, Golongan Anggaran, dan stok berjaga-jaga untuk Penanganan Tanggap Darurat serta keperluan lain yang ditetapkan Pemerintah Pusat.
Dia menjelaskan, stok beras CBP yang dikuasai Bulog Kanwil NTB saat ini masih memadai untuk memenuhi kebutuhan penyaluran 3 bulan. Namun perlu memperhatikan penyediaan cadangan stok minimal untuk kebutuhan 3 bulan penyaluran berikutnya.
Dengan demikian stok beras eks luar negeri yang baru tiba di NTB dapat memperkuat stok Beras CBP Provinsi NTB, sambil menunggu pemasukan melalui pengadaan dalam negeri dalam waktu dekat, yang diharapkan bisa masif pada masa panen raya di seluruh wilayah NTB tahun 2025.
Dengan stok CBP yang lebih memadai, dia mengimbau masyarakat tidak perlu panik karena Bulog siap menyalurkan kembali beras CBP tahun 2025 untuk mengimbangi harga beras medium di pasar konsumen yang saat ini di atas HET Beras Medium sebesar Rp12.500,- per kg atau rata-rata mencapai Rp 13.200,- per kg.
Sri menambahkan pada prinsipnya Bulog Kanwil NTB siap menyalurkan kembali Beras SPHP ke tengah-tengah masyarakat, baik melalui Mitra Penyalur maupun Operasi Pasar/Gerakan Pangan Murah.
Begitu ketetapan pemerintah yang mengatur penyaluran beras CBP untuk kegiatan Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras Tahun 2025 terbit nantinya. Di samping Beras SPHP, Bulog Kanwil NTB juga siap menyalurkan Beras Bantuan Pangan Tahun 2025 setelah ada penetapan resmi jumlah penerima bantuan untuk Provinsi NTB.