ilustrasi pendapatan per kapita (IDN Times/Aditya Pratama)
Menurut Wahyudin, peningkatan capaian IPM Provinsi NTB tahun 2023 disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan seluruh komponen pembentuk IPM, terutama rata-rata lama sekolah dan pengeluaran riil per kapita.
Pada tahun 2023, komponen pembentuk IPM Provinsi NTB mengalami percepatan pertumbuhan, kecuali komponen harapan lama sekolah pada dimensi pengetahuan yang pertumbuhannya melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Selama periode 2020 hingga 2023, Usia Harapan Hidup Provinsi NTB telah meningkat sebesar 0,85 tahun atau rata-rata tumbuh sebesar 0,40 persen per tahun. Pada tahun 2020, Usia Harapan Hidup saat lahir di Provinsi NTB adalah 71,17 tahun dan pada tahun 2023 mencapai 72,02 tahun.
Kemudian dari dimensi pengetahuan pada IPM dibentuk oleh dua indikator, yaitu HLS penduduk usia 7 tahun ke atas dan RLS penduduk usia 25 tahun ke atas. Capaian kedua indikator ini, kata Wahyudin, terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selama periode 2020 hingga 2023, HLS Provinsi NTB rata-rata meningkat 0,65 persen per tahun dan RLS rata-rata meningkat 1,93 persen per tahun. Pada tahun 2023, HLS Provinsi NTB mencapai 13,97 tahun dan RLS mencapai 7,74 tahun.
Selanjutnya dari dimensi standar hidup layak yang direpresentasikan dengan pengeluaran riil per kapita. Pada tahun 2023, pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan masyarakat NTB mencapai Rp11,1 juta per tahun.
"Capaian ini meningkat sebesar 3,88 persen dibandingkan tahun 2022, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Setelah melalui pandemik COVID-19, pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan Provinsi NTB semakin membaik," terangnya.