Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Meriam bekas peninggalan tentara Jepang di Desa Sekaroh Lombok Timur. Di lokasi yang sama terdapat sejumlah gua peninggalan tentara Jepang. (dok. Pemkab Lombok Timur)
Meriam bekas peninggalan tentara Jepang di Desa Sekaroh Lombok Timur. Di lokasi yang sama terdapat sejumlah gua peninggalan tentara Jepang. (dok. Pemkab Lombok Timur)

Mataram, IDN Times - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki berbagai situs sejarah yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Salah satunya adalah Gua Jepang yang terletak di Desa Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur.

Gua Jepang ini digunakan oleh tentara Jepang sebagai tempat persembunyian antara tahun 1829 hingga 1909. Di lokasi ini juga terdapat peninggalan seperti meriam dan Tangsi Nippon, yang diduga berasal dari periode yang sama.

1. Penjara bagi tawanan Jepang di NTB

Ilustrasi Penjara (pexels.com/RDNE Stock project)

Meriam tersebut digunakan oleh tentara Jepang sebagai senjata untuk menyerang musuh, sementara Tangsi Nippon berfungsi sebagai penjara bagi para tawanan.

Situs cagar budaya Gua Jepang di Lombok Timur berpotensi dikembangkan menjadi destinasi dark tourism. Dark tourism adalah jenis pariwisata yang mengajak wisatawan mengunjungi lokasi-lokasi yang berkaitan dengan peristiwa tragis atau sejarah kelam.

Wisatawan yang tertarik dengan jenis pariwisata ini sering kali mencari pengalaman edukatif dan reflektif melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah tersebut. Namun, pengembangan dark tourism di NTB masih terbilang belum maksimal.

2. Kolaborasi Dinas Dikbud dan Dinas Pariwisata NTB diperlukan

Ilustrasi terima kasih dan salaman. (Pixabay.com/daschorsch)

Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaluddin Maladi mengungkapkan bahwa destinasi dark tourism perlu dikelola dengan baik agar dapat menjadi wisata edukatif dan pengingat bagi semua pihak. Menurutnya, pengembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari upaya pelestarian kebudayaan.

"Budaya adalah daya tarik utama bagi wisatawan. Wisata itu sendiri datang belakangan, setelah mereka tertarik pada kebudayaan. Itulah mengapa wisata budaya, religi, dan sport begitu penting," jelas Jamaluddin saat dikonfirmasi oleh IDN Times di Mataram, Sabtu (31/8/2024).

Selain Gua Jepang di Lombok Timur, ada pula situs bersejarah lainnya seperti Makam Loang Baloq di Kota Mataram. Namun, pengelolaan situs ini juga masih belum optimal.

Jamaluddin menekankan pentingnya penyediaan informasi sejarah yang memadai di setiap situs, seperti yang dilakukan di Pura Batu Bolong di Lombok Barat. "Perlu ada yang menjelaskan secara detail mengenai sejarahnya, seperti yang dilakukan di Pura Batu Bolong. Ini yang masih kurang di beberapa situs kita," tambahnya.

3. ITDC bangun Museum MotoGP

Franco Morbidelli dibuntuti Valentino Rossi. (motogp.com)

Sebagai daerah yang mengembangkan sport tourism, NTB melalui PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) sedang membangun Museum MotoGP di Kawasan Mandalika, Lombok Tengah. Museum ini ditargetkan rampung sebelum perhelatan MotoGP Mandalika 2024.

"ITDC akan membangun Museum MotoGP. Tujuannya adalah agar pengunjung tidak hanya menonton balapan, tetapi juga bisa mempelajari sejarah MotoGP, termasuk mengenang pembalap yang telah meninggal," kata Jamaluddin.

Jamaluddin juga menyarankan pembangunan Museum Gempa dan Museum Geologi di NTB, mengingat daerah ini rawan bencana alam. Keberadaan museum ini akan menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana, terutama setelah gempa bumi dahsyat yang melanda Lombok pada 2018.

"Selain Museum MotoGP, Museum Gempa dan Museum Geologi juga sangat penting. Banyak orang yang tidak tahu tentang sejarah gempa dan gunung berapi di daerah kita, sehingga museum ini akan sangat membantu dalam edukasi dan mitigasi bencana," tegasnya.

4. Tiga situs sejarah NTB ditetapkan sebagai Cagar Budaya

Ilustrasi kapal VOC abad 17 (google.com/search?q=kapal+layar+abad+bangsa+belanda)

Pada tahun 2023, Pemerintah Provinsi NTB menetapkan tiga situs sejarah sebagai cagar budaya. Ketiga situs tersebut adalah Gua Jepang di Sekaroh, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur; Kapal Bersejarah Dedalpak di Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur; dan Makam Pujut di Lombok Tengah.

Gua Jepang di Desa Sekaroh merupakan lorong sepanjang 40 meter dengan lebar 1,5 meter yang berada di atas bukit di Pantai Pink, Kawasan Tanjung Ringgit. Di dalamnya terdapat meja batu dan kursi batu yang dibuat oleh pribumi pada masa kerja rodi, meskipun kini sudah tidak ada lagi.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Aidy Furqan, menyatakan bahwa ke depan, lebih banyak lagi situs sejarah yang akan diregistrasi sebagai cagar budaya agar tidak diakui oleh pihak lain. Dinas Dikbud bertanggung jawab atas perawatan, pembinaan, dan pemanfaatan situs-situs ini bersama pemerintah daerah dan masyarakat setempat.

"Tiga cagar budaya ini akan dilakukan pemugaran dan selanjutnya diserahkan kepada pemerintah daerah. Kami melakukan penataan agar cagar budaya ini dapat dimanfaatkan kembali dan dikembangkan menjadi destinasi wisata," ujar Aidy.

Editorial Team